3. Masjid Sunda Kelapa
Masjid Sunda Kepala dibangun atas prakarsa Gustaf Abbas pada tahun 1960-an. Adapun desain interior dan eksterior masjid ini tidak menggunakan simbol-simbol Timur Tengah yang identik dengan arsitektur masjid.
Masjid Agung Sunda Kelapa tak memiliki kubah, bedug, bintang-bulan, dan berbagai simbol yang biasa terdapat pada sebuah masjid. Menara ini juga unik. Bentuknyamirip perahu sebagai simbol pelabuhan Sunda Kelapa, tempat saudagar muslim berdagang pada masa lampau.
4. Masjid Cut Meutia
Dulu bangunan Masjid Cut Meutia disebut De Bouwploeg, nama badan perusahaan yang dibangun Belanda pada 1879. Gaya arsitektur Art Nouveau ini memiliki dua lantai dengan bagian atas menara berbentuk persegi empat.
Artikel lainnya: Wisata Religi di Islamic Center NTB
Terletak di Jalan Cut Meutia No. 1, Jakarta Pusat, bangunan itu pernah berubah fungsi menjadi kantor pos, kantor jawatan kereta api Belanda, kantor angkatan laut Jepang, sampai kantor urusan agama. Pada 1987, Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin menyatakan bangunan itu sebagai masjid tingkat propinsi.
5. Masjid Al-Azhar
Masjid Al-Azhar dibangun pada 19 November 1953 di atas tanah seluas 43.755 meter persegi. Pada 1958, pembangunan rampung dan diresmikan dengan nama Masjid Agung Kebayoran. Pada 1960-an, Rektor Universitas Al-Azhar, Mesir Mahmud Shaltut memberikan ceramah terbuka di masjid ini. Dia terkesan dengan Masjid Agung Kebayoran dan mengusulkan namanya menjadi Masjid Agung Al-Azhar.