TEMPO.CO, Jakarta - Riset World Travel and Tourism Council tahun 2018, yang dikutip Traveloka, menyatakan bahwa Asia paling cepat dalam pertumbuhan sektor perjalanan dan wisata. Adapun Indonesia termasuk negara dengan pertumbuhan wisatawan, 7,7 persen.
Baca: Destinasi Wisata Baru di Tanjungpinang: Kampung Bugis Pelangi
"Indonesia sangat berdasarkan musim, peningkatan lonjakan itu dipengaruhi lebaran, libur tahun baru, dan libur sekolah," kata Direktur Hubungan Masyarakat Traveloka Sufintri Rahayu, Senin, 22 April 2019.
Kemudian, saat ini berkembang tren mini traveling. Misalnya, ia mencontohkan staycation. Menurut Google Dictionary, staycation adalah liburan yang dilakukan di negara sendiri. Bukan di luar negeri, atau liburan yang dilakukan di rumah dan melibatkan perjalanan ke atraksi-atraksi lokal yang berada di sekitar area tempat tinggal, atau dengan kata lain, menjadi turis di kota sendiri. "Segala kesibukan yang ada tidak bisa cuti lama-lama, banyak banget staycation di daerah-daerah tempat mereka tinggal," ucapnya.
Staycation biasanya dilakukan pada akhir pekan. Bahkan saat lebaran, tren perjalanan bukan hanya mudik, tapi juga staycation. "Orang menikmati jalan yang lagi sepi. Atau kedatangan saudara-saudara, tapi malas kalau rumah berantakan jadi staycation dengan keluarganya," ujarnya.
Anggaran staycation pun bermacam-macam. Sufintri mencontohkan, bila dari kalangan generasi milenial menyukai hotel yang sederhana, namun Instagramable. "Kalau untuk keluarga suka resort. Pasangan suka yang tempat terpencil dan intim," katanya.
Baca: Wisata ke Dahor Heritage, Rumah Pekerja Kilang Zaman Belanda
Menurut dia, staycation kian diminati sebagai bentuk dari kegiatan wisata. "Kami menyadari ternyata ada pergeseran dari kata-kata travelling," katanya.
