TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi pernah turut serta dalam Ekspedisi Kerinci 1983. Saat itu, Jokowi bergabung dalam kelompok Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Silvagama Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Baca: Jokowi Travelling Story, Jokowi Pencatat Vegetasi Gunung Kerinci
Dalam buku 'Jokowi Travelling Story: Kerinci 1983' yang diluncurkan di Pulau Dua Resto, Jakarta, Senin, 8 April 2019, tergambar bagaimana Tim Ekspedisi Kerinci 1983 itu bekerja. Buku yang ditulis oleh Rifqi Hasibuan ini juga mengulas masa muda Jokowi bersama teman-temannya saat mendaki Gunung Kerinci di Jambi.
"Pendakian saat itu menggunakan fasilitas yang terbatas," kata Rifqi Hasibuan. Pada era 1983, hanya ada satu merek peralatan naik gunung yang tersedia, yakni Jayagiri. Belum ada merek seperti Eiger, Consina, Avtec, atau Deuter sebagaimana kita lihat di pasaran sekarang.
Jayagiri adalah merek peralatan aktivitas luar ruang yang sudah ada sejak 1978. Produk Jayagiri masih terbatas dan harganya juga tidak murah. Saat akan mendaki Gunung Kerinci, anggota Tim Ekspedisi Kerinci 1983 sibuk meminjam peralatan kepada teman-teman di fakultas maupun jaringan mahasiswa pecinta alam.
Artikel terkait:
Jokowi Travelling Story, Jokowi Bawa Bekal Makanan Apa ke Gunung?
Selain peralatan wajib seperti ransel, jaket, tenda, dan tali, anggota Tim Ekspedisi Kerinci 1983 tak lupa membawa kacamata hitam untuk bergaya, namun dipakai bergantian saat berfoto.
Jokowi dan teman-temannya membawa bahan makanan dan peralatan memasak, seperti kompor minyak tanah. Setiap orang wajib membawa piring sendiri. Ada yang membawa piring berbahan logam dan plastik.
Baca juga: Jokowi Muda Mendaki Gunung Kerinci, Beda Jalur Dulu dan Sekarang
Tenda yang dibawa oleh Tikm Ekspedisi 1983 adalah tenda jenis bivak. Tenda ini terbilang berat karena berukuran jumbo. Kapasitas tenda bivak mampu menampung anggota tim yang berjumlah 14 orang.