TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah daerah biasanya menyasar penataan alun-alun sebagai sentra aktivitas masyarakat. Alun-alun menjadi titik pusat kegiatan dan dilengkapi berbagai sarana hiburan, seperti air mancur, bangku yang nyaman, serta taman yang asri. Di beberapa kota, alun-alun juga menjadi destinasi wisata murah meriah bagi penduduk di sekitarnya.
Baca: Menginap di Hotel, Barang Apa Saja yang Boleh Dibawa Pulang?
Selain alun-alun, ada lagi tempat wisata di kota yang juga nyaman, tak perlu membayar untuk masuk, dan biasanya banyak jajanan murah. Tempat itu adalah hutan kota. Di sini, pengunjung bisa menikmati suasana sejuk sekaligus tempat edukasi tentang tumbuh-tumbuhan bagi anak-anak.
"Hutan kota tak hanya menjadi penyegar suasana untuk tujuan berwisata, tapi penting juga untuk mengedukasi anak-anak," kata Kepala Kampanye Hutan Global Greenpeace Indonesia Kiki Taufik, Sabtu, 20 April 2019. "Hutan kota menjadi bagian dari edukasi wisata dan mestinya mulai dikenalkan dari taman kanak-kanak."
Sejumlah pelajar mengamati keadaan hutan lindung untuk melihat satwa liar dalam Asian Waterbird Census 2019 di Hutan Lindung Angke Kapuk, Penjaringan, Jakarta, Sabtu, 19 Janauri 2019. ANTARA/Dede Rizky Permana
Kiki Taufik menyebut beberapa hutan kota yang bisa dikembangkan menjadi lebih bagus lagi, yakni Hutan Kota Srengseng dan Taman Hutan Tebet. Menurut Kiki, tempat tersebut sudah memperkenalkan konsep hutan kepada masyarakat perkotaan. Hanya saja, supaya lebih menunjang kenyamanan dan pengetahuan, maka perlu penataan lebih lanjut dan penamaan serta penjelasan nama-nama tumbuhan yang ada di sana.
Baca juga: Wisata ke Dahor Heritage, Rumah Pekerja Kilang Zaman Belanda
Yang tak kalah penting, Kiki Taufik melanjutkan, memastikan setiap pengunjung tidak membuang sampah sembarangan. "Sekarang banyak juga sekolah alam. Mungkin bagus dimasukkan dalam kurikulum tentang bagaimana mendidik anak menjaga lingkungan," katanya.