Menurut Usman, Komodo tidak terganggu banyak orang. Namun ada beberapa kebiasaan yang diubah dalam menyambut para wisatawan yang ingin melihat komodo. Kini para komodo tidak lagi diumpan dengan daging kambing seperti zaman dulu. "Memberi makan dihapuskan. Agar mereka bisa berburu sendiri. Di dalam hutan banyak satwa yang bisa dimakan. Diantaranya rusa setempat," katanya.
Sepanjang siang Sabtu 6 April 2019, ia menghitung ada 800an orang pengunjung termasuk penumpang kapal pesiar Europe 2 yang tiba di sana pagi harinya. Untuk wisatawan mancanegara dikenai pungutan masuk Rp 300 ribu seorang. Sedangkan untuk wisatawan nusantara Rp 50 ribu.
Setelah puas melihat Komodo, kini tiba saatnya menikmati pemandangan bawah laut melalui snorkeling di Pantai Pink yang berada di Gili Lawa. Di seberangnya juga ada Pulau Kanawa seluas 20 hektar. Pulau itu dikelola perorangan. Di Kanawa, yang berjarak terdekat sekitar 1,5 jam dari Labuan Bajo, pengunjung melakukan snorkeling menikmati bersliwerannya bayi-bayi ikan hiu, ikan pari, ikan hias lainnya. "Setiap satu kapal yang berlabuh di sini dipungut Rp 100 ribu," kata Gusti Bili.
Menjelang Maghrib, kami kembali ke Labuan Bajo dengan perasaan senang setelah sehari perjalanan wisata di Manggarai Barat.
Bandara Komodo setiap harinya melayani 15 penerbangan terjadwal yang menghubungkan Jakarta, Surabaya, Denpasar, Lombok masing-masing kota asal secara langsung. Maskapai yang menerbangi rute ke Labuan Bajo adalah Garuda, Citilink, Wings, Batik, Nam Air. Menurut salah seorang staf di sana, Bandara Komodo melayani hingga 30 ribu penumpang yang datang setiap bulannya. "Rencananya sudah ada pembicaraan Air Asia masuk melayani rute Jakarta – Labuan Bajo,’’ kata staf di Bandara Komodo tersebut. Juga Trans Nusa yang selama ini melayani rute antar kota di Nusa Tenggara Timur akan menerbangi Jakarta – Labuan Bajo.
Sejumlah komodo berkumpul dalam kunjungan di Pulau Rinca, Kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, Ahad, 14 Oktober 2018. Pulau Rinca yang merupakan zona inti Taman Nasional Komodo, dihuni lebih dari 1.500 ekor komodo. TEMPO/Tony Hartawan
Kepala Bidang Usaha Kerjasama dan Kelembagaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Manggarai Barat Ferdinanus Ben mengatakan Kementerian Pariwisata telah menetapkan Labuan Bajo sebagai destinasi super prioritas nasional. "Untuk penataan dan pembenahannya," kata Ferdinandus Ben.
Pada tahun 2018, jumlah kunjungan wisatawan yang datang mencapai 163.054 orang yang terinci wisatawan mancanegara 91.870 orang, wisatawan nusantara 69.343 orang dan wisatawan lokal 1.841 orang. Di daerahnya ada 264 pulau kecil yang menjadi potensi kunjungan wisatawan. 200an diantaranya di sekitar kawasan Taman Nasional Komodo yang memiliki 42 tempat menyelam dalam kawasan dan 16 kawasan menyelam di luar kawasan. Saat ini ada 350 kapal wisata dan dikunjungi oleh 57 kapal wisata tidak tetap dari Bali dan Lombok. "Ini yang meramaikan perjalanan wisata di Manggarai," ujarnya Ferdinandus Ben. Ia mengatakan rata-rata orang menghabiskan 6-7 hari bila berkunjung ke daerah itu.
Baca: NTT Minta Negara Penampung Pembeli Ilegal Kembalikan Komodo
Banyak yang menyukai perjalanan kunjungannya ke Manggarai Barat ini. Ada yang juga datang karena penasaran ingin mengetahui Komodo dan wisata bahari. Sayang, masalah rendahnya sinyal seluler di daerah itu menjadi salah satu hal yang disayangkan para wisawatan. Ferdinanus Ben mengakui sudah melakukan pembicaraan dengan penyedia telekomunikasi seluler agar bisa menyiapkan layanan berinternet ria guna memuaskan wisatawan.