TEMPO.CO, Jakarta - Orkes musik klasik akan berkembang sebagai destinasi pilihan wisata seni di Jakarta. Jakarta City Philharmonic menghadirkan orkestra profesional untuk melengkapi kebutuhan pertunjukan kesenian.
Baca: Prambanan Jazz Festival 2019 Akan Terasa Lebih Milenial
"Menikmati musik klasik bukan cuma menonton, tapi menjadi gaya hidup Jakarta lebih menarik," kata musikus Anto Hoed, yang juga Komisaris Jakarta City Philharmonic di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu, 3 April 2019.
Konser Orkes Jakarta City Philharmonic yang terbaru bertema Brahmsiade diadakan di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada Rabu, 3 April 2019. Tema tersebut mengacu dengan nama komposer Eropa Barat zaman Romantik, Johannes Brahms.
Jakarta City Philharmonic membawakan dua repertoar Brahms, yaitu Konserto Ganda dalam A minor, Op.102 dan Simfoni kedua dalam D mayor, Op.73. Kemudian satu karya lagi dari komposer Indonesia Matius Shan Boone berjudul Tiga Citra Lautan Pertiwi.
Orkes Jakarta City Philharmonic telah memasuki sesi keempat mengadakan program reguler. Jakarta City Philharmonic dibentuk pada November 2016 dengan konser perdana yang bertajuk Lanskap Skandinavia di Gedung Kesenian Jakarta.
Komisaris Jakarta City Philharmonic Anto Hoed (kiri) di konser orkes Jakarta City Philharmonic di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada Rabu, 3 April 2019. Instagram
Konser kedua diadakan pada Desember 2016. Adapun pada 2017 dan 2018 orkes yang dipimpin pengaba Budi Utomo Prabowo itu mengadakan 16 konser reguler. "Kami menyajikan hiburan untuk warga Jakarta, dan orang-orang dari luar negeri. Ini sebagai agenda wisata di Jakarta," ujar Anto.
Sejak kali pertama orkes Jakarta City Philharmonic dimulai, menurut Anto Hoed, antusiasme penonton terus menggeliat. "Naik berlipat. Tapi apa yang terjadi bukannya malah cukup, tapi (penonton) bertambah," tuturnya.
Dari pengalaman itu, Anto menganggap bahwa pementasan musik klasik akan mampu memenuhi kebutuhan berwisata di Jakarta sebagai hiburan alternatif.
Artikel lainnya:
Keris Naga Raja Era Sultan, Merinding Sebelum Cerita Kekuatannya