TEMPO.CO, Jakarta - Ketika mendapat tempat duduk di tengah saat berada di pesawat, penumpang di tengah itu kerap berebut sandaran tangan dengan orang di kanan dan kirinya. Jika sudah diserobot, penumpang yang duduk di tengah ini hanya bisa bersedekap atau posisi tangannya lurus ke bawah.
Baca: Penumpang Pesawat Dibuat Bingung, Penerbangan Ini Salah Tujuan
Lama kelamaan, tangan penumpang yang duduk di tengah ini pegal juga. Musababnya, sandaran tersebut membantu menopang tangan di sepanjang perjalanan. Tangan yang ditempatkan di pegangan juga dapat membantu menopang kepala penumpang yang mungkin terkantuk di perjalanan.
Lantas, siapa yang berhak atas sandaran tangan di kursi tengah itu?
Melalui Instagram, PT Angkasa Pura I (Persero) menyatakan dua sandaran tangan yang ada di kiri dan kanan adalah hak penumpang yang duduk di tengah. "Alasannya, penumpang yang duduk di tengah tidak punya kebebasan ruang gerak seperti penumpang yang duduk di dekat jendela dan di lorong pesawat," tulis PT Angkasa Pura I (Persero).
Ilustrasi sandaran kursi tengah di pesawat. Instagram PT Angkasa Pura I (Persero)
Penumpang yang duduk di dekat jendela bisa menyandarkan kepalanya ke jendela, sedangkan yang duduk di pinggir lorong akan leluasa jika hendak berjalan ke toilet dan saat keluar pesawat. "Ini termasuk salah satu etika dan peraturan tidak tertulis saat di dalam pesawat," tulis PT Angkasa Pura I (Perseo).
Kalau sudah tahu seperti apa etika menggunakan sandaran tangan di bagian tengah kursi pesawat, jangan lagi berebut sandaran ya.
Baca juga: Wisata Penghibur Hati untuk Ustad Abdul Somad di Besitang