TEMPO.CO, Solo - Ribuan porsi masakan khas Solo berupa tengkleng, sosis, dan timlo akan dibagikan di ajang Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF pada Kamis sampai Minggu, 4 - 7 April 2019. Acara yang berlangsung di Benteng Vastenburg itu menyuguhkan sederet masakan tradisional.
Baca: Tips Menggelar Festival Ala Arief Yahya, Perhatikan Mata Angin
Ketua Panitia Solo Indonesia Culinary Festival, Daryono mengatakan pada tahun ini mereka mengangkat dua menu unggulan, yaitu Sosis Solo dan Timlo Solo. "Ini merupakan kuliner yang khas dan identik dengan Kota Solo," kata Daryono, Sabtu 30 Maret 2019.
Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, Solo Indonesia Culinary Festival juga tetap menghadirkan menu thengkleng sebagai daya tarik. "Thengkeng merupakan masakan yang paling banyak dicari oleh wisatawan yang berkunjung ke Solo," katanya.
Panitia Solo Indonesia Culinary Festival akan menyiapkan 7000 porsi Thengkleng, Sosis Solo, dan Timlo Solo untuk pengunjung selama penyelenggaraan acara secara bergantian. Cara itu dilakukan agar masakan tradisional semakin dikenal seluruh lapisan masyarakat.
Iustrasi tengkleng. Tempo/ Ukky Primartantyo
Selain tiga menu tadi, Solo Indonesia Culinary Festival juga menyuguhkan ragam kuliner Solo lainnya, antara lain Mangut Kepala Mayung, Sega Wiwit, Jangan Loncom, Oblok-Oblok sampai Gandos Rangin. Menariknya, pantia tidak hanya menyajikan hidangan tersebut dalam bentuk masakan jadi.
Baca juga: NTT Gelar Festival Sarung Tenun, Jangan Pakai Batik
"Kami akan memajang sebuah dapur dengan konsep tempo dulu," kata Daryono. Para juru masak akan memperagakan cara membuat berbagai makanan tradisional, lengkap dengan bahan dan bumbunya. "Kami ingin mengedukasi sehingga masakan tradisional bisa tetap lestari."
Sosis Solo. TEMPO | ASTARI SAROSA
Di Solo Indonesia Culinary Festival, pengunjung dapat berkeliling ke 200 stan pengusaha kuliner dari skala mikro, kecil, hingga restoran dan hotel. Kepala Dinas Pariwisata Surakarta, Hasta Gunawan mengatakan selama ini Kota Solo memiliki berbagai daya tarik wisata. "Salah satunya adalah kuliner tradisional yang banyak diburu oleh wisatawan," katanya.