TEMPO.CO, Jakarta -Ada tradisi yang unik yang akan disuguhkan dalam Bangka Cultural Wave Festival di Pulau Bangka dengan tema "Home Coming" di De’Locomotief, Pantai Tongaci, pada 2-7 April 2019 mendatang. Apa itu? Tradisi makan bersama bernama nganggung dulang. Tradisi ini mirip Bancakan di Jawa Barat atau megibung di Bali.
Baca juga: Bangka Cultural Wave Festival di Pulau Bangka. Tilik Acaranya
Bupati Bangka Mulkan mengatakan festival ini selain menjadi ajang memperkenalkan tempat wisata, memperkenalkan kuliner khas Bangka, tapi juga untuk memperkenalkan tradisi yang hidup di masyarakat.
"Tradisi ini merupakan budaya yang sudah ada sejak dahulu kala. Nenek moyang kami terbiasa makan dulang bersama-sama," kata Mulkan, seusai peluncuran Bangka Cultural Wave Festival di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Senin, 25 Maret 2019.
Nganggung adalah budaya membawa makanan lengkap di atas dulang yang ditutup dengan tudung saji berwarna merah dan bermotif. Dulang adalah talam atau nampan yang biasanya terbuat dari kuningan dan bentuknya bulat. Di dalam tudung saji itu disuguhkan nasi, lauk-pauk, buah-buahan, dan juga aneka kue.
Lauk pauk atau makanan yang tersaji di tradisi makan bedulang biasanya dari yang tumbuh di tanah Bangka Belitung, seperti daun singkong, jantung pisang, daun kenikir. Sementara, lauk yang pasti tersaji adalah ikan. "Bangka kan penghasil ikan. Jadi ikan pasti ada, dengan berbagai macam olahan seperti sate ikan," ujar Mulkan.
Makan keroyokan ini bisa berlangsung di pendopo, lapangan atau masjid. Tua, muda, laki-laki dan perempuan biasanya duduk bersama di lantai sambil menyantap makanan-makanan yang dihidangkan. "Makan bedulang ini untuk mendekatkan batin satu sama lain sambil makan."
Artikel lain: Tradisi Perayaan Isra Miraj, Warga Pangkalpinang Gelar Nganggung
Safi'i, seorang warga Tuatunu, Kota Pangkalpinang, mengatakan warga yang membawa makanan dalam tradisi nganggung berebut menawarkan makanannya kepada yang hadir. "Ada kebiasaan bahwa makanan yang kami bawa dalam dulang tersebut harus habis atau tidak ada yang tersisa lalu dibawa pulang, maka kami sangat senang jika makanan yang kami bawa habis dimakan," ujarnya.