Bupati Sleman, Sri Purnomo mengatakan saat ini di Kabupaten Sleman ada sekitar 17 ribu UMKM dan 175 unit yang masuk kategori UMKM besar. Sebagian UMKM tersebar di obyek wisata.
"Perkembangan sektor wisata sangat potensial bagi tumbuh kembang UMKM, ini yang harus dijaga," ujarnya.
Sri bersyukur perkembangan Kampung Flory meski relatif muda usianya telah membuat berbagai pihak ikut terdorong bergerak ikut dalam pengembangan. Terutama melalui program CSR atau Corporate Social Responsibity yang dilakukan kalangan perbankan.
"Harapannya perusahaan seperti perbankan bisa ikut mengambil apa yang menjadi program pembangunan pemerintah dalam mengisi program CSR mereka, sehingga sinergi mengentaskan kemiskinan terwujud," ujarnya.Spot di Desa Wisata Kampung Flory Di Kabupaten Sleman Yogyakarta. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Perbankan sendiri yang telah ikut dalam pengembangan Kampung Flory seperti Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY.
Direktur Bank BPD DIY, Santosa Rohmad menuturkan pihaknya telah mengucurkan dana bantuan seperti hibah pengembangan Kampung Flory kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Flory.
"Dari total kebutuhan dana sebesar Rp 322,3 juta, kami kucurkan hibah CSR sebesar Rp 250 juta untuk Kampung Flory. Sementara sisanya dari swadaya masyarakat," ujarnya.
Santosa mengatakan, CSR yang diberikan merupakan salah satu tanggung jawab sosial untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat.
"Istilah tanggung jawab ini sebagai pemberdayaan untuk pengentasan kemiskinan di DIY khususnya daerah Sleman sektor sektor non-formal perlu terus digerakan,"ujar Rohmad.
Santosa menuturkan dari dana bantuan itu, ia berharap Kampung Flory mampu meningkatkan daya tarik wisatanya agar dapat terus bersaing bilamana di masa mendatang makin banyak pilihan destinasi di Yogya.
Baca juga:Kampung Flory, Alternatif Wisata di Yogya yang Bikin Jatuh Hati