Istilah "pelayanan red carpet" ternyata bukan berasal dari Hollywood tapi dari stasiun kereta.
Kereta api ikonik 20th Century Limited Express di New York Central Railroad, yang beroperasi dari 1902 hingga 1967, dapat membawa orang-orang dari New York ke Chicago berjam-jam lebih cepat daripada kereta sebelumnya.
Iklan kereta itu mengatakan kecepatan sebagai ukuran dari kelas dan kebangsawanan, maka karpet merah digelar di di Grand Central Station untuk menyambut para penumpang yang menuju ke kereta tersebut.
Iklan menambahkan frasa "pelayanan red carpet" ke dalam bahasa keseharian sehingga semakin membentuk narasi karpet merah itu sendiri, menurut Gutierrez.
Pangeran William, bersama dengan Kate Middleton, Duchess of Cambridge saat tiba dalam acara British Academy of Film and Television Awards (BAFTA) di Royal Albert Hall di London, 10 Februari 2019. REUTERS/Henry Nicholls
Segera setelah penggunaan karpet merah di stasiun kereta, popularitasnya sampai ke New York dari California.
Pemilik teater legendaris Sid Grauman membawa kebiasaan itu ke Hollywood untuk pemutaran perdana Robin Hood tahun 1922 di Teater Mesir.
Douglas Fairbanks, bintang film dan "raja pertama Hollywood," adalah salah satu bintang pertama yang berjalan di karpet merah ketika ia tiba di pemutaran perdana.
Academy of Motion Picture Arts & Sciences kemudian mengadopsi tradisi untuk Academy Awards pada tahun 1961, ketika karpet merah pra-upacara pertama kali disiarkan di televisi.
Tetapi baru pada tahun 1964, ketika teknologi televisi jadi berwarna, seluruh warga di negara tersebut dapat melihat semburat merah di bawah kaki bintang-bintang.
"Ini dapat diakses oleh khalayak luas setelah disiarkan di TV," jelas Gutierrez.
Karpet merah seperti yang kita kenal - jalan untuk bintang-bintang - telah berevolusi selama berabad-abad.
"Bintang film," kata Gutierrez, "adalah semacam bangsawan zaman modern.
Baca juga: Daftar Aktor yang Lama Bertahan dalam Film Waralaba Hollywood