TEMPO.CO, Mataram - Pulau Lombok. adalah satu dari 15 pulau terindah di dunia. Begitu disebutkan Menteri Pariwisata Arief Yahya mengutip sebuah majalah Travel and Leisure di India. Indonesia sendiri disebut punya 3 di antara 15 pulau terindah tersebut. Posisi pertama berada di Pulau Jawa, kedua di Pulau Bali dan ketiga adalah Pulau Lombok.
Baca: Turis Australia Suka Lombok, AirAsia Buka Rute Lombok - Perth
"Di Lombok, ada keindahan alamnya. Ada diving spot terbaik di dunia. Saya belajar snorkeling di Gili Trawangan," kata Arief Yahya sewaktu melakukan ground breaking hotel Ama Lurra Ecoresort - pertama setelah bencana gempa di Lombok - Sumbawa.
Arief Yahya mengaku telah berulang kali hadir di Gili Matra atau Gili Indah (Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan). Kali ini pada acara pembangunan resort pertama pascagempa sehingga bisa memberikan semangat untuk Lombok Bangkit.
Lebih jauh, Arief Yahya pun menyebut bahwa Lombok yang berada di Nusa Tenggara Barat (NTB), posisi pariwisatanya akan lebih kuat karena adanya wisata halal. "Positioning halal itu akan membuat pertumbuhan pariwisata di NTB itu tertinggi, " ucapnya.
Menurut Arief Yahya, berkat pariwisata halal di NTB, pertumbuhan pariwisatanya tertinggi di Indonesia. Kenaikan pertumbuhannya berkisar 50 persen antara 2015 hingga 2017. "NTB telah punya positioning yang kuat yaitu halal. Maka, tagline NTB adalah friendly tourism," katanya.
Berkunjung sehari di Lombok, Arief Yahya juga meresmikan Politeknik Pariwisata Mataram dan melakukan dialog ekonomi kreatif di Bazaar Mandalika yang berada di dalam Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Lombok Tengah.
Baca: Bilelando, Wisata Bahari Baru di Lombok Tengah
Gubernur NTB Zulkieflimansyah menyampaikan perasaan bangga atas kunjungan Menteri Pariwisata RI kembali ke Gili Indah. Dipaparkannya, NTB membutuhkan keseriusan seluruh stakeholders untuk membantu bangkitnya pariwisata NTB. "Kami yakin dengan keseriusan yang tulus dari menteri pariwisata untuk membangkitkan pariwisata NTB, bangkitnya pariwisata bukan sekadar ungkapan saja, tetapi menjadi kenyataan," ujar Zulkieflimansyah.
