TEMPO.CO, Mataram - Mulai Rabu, 20 Februari 2019, Kepala Dinas Pariwisata NTB menggandeng empat rumah sakit umum (RSU) di Mataram, PLN dan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes), untuk meningkatkan kepariwisataan di Lombok Sumbawa Nusa Tenggara Barat (NTB).
Baca juga: Kuliner NTB Jadi Daya Tarik Wisatawan! Ada Singang, Apa Itu?
Empat RSU di Mataram adalah RSU Daerah NTB, RSU Kota Mataram, RS Siloam dan RS Harapan Keluarga untuk keperluan menangani wisatawan yang berlibur sambil berobat atau medical tourism. PLN akan menangani program bersih - bersih sampah di desa wisata, dan Kemendes membangun 20 desa wisata.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Moh Faozal, perlunya mengembangkan wisata berobat ke Lombok sebagai memanfaatkan potensi yang dimiliki RSU tersebut. Misalnya RSU Daerah Provinsi NTB yang memiliki peralatan radiotherapy dan chemotherapy untuk kanker dan cath lab untuk jantung. ''Di sana ada ahlinya. Kenapa tidak menjadi jualan wisata,'' kata Faozal sebelum menandatangani kerja samanya bersamaan dengan rapat kordinasi Akselerasi dan Sinkronisasi Program Kepariwisataan Lombok Sumbawa Pasca Bencana Gempa di Hotel Lombok Raya, Rabu 20 Februari 2019.
Wisatawan menaiki perahu mesin menuju Gili Trawangan di pelabuhan Bangsal, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Selasa, 9 Oktober 2018. Wisatawan kembali mengunjungi kawasan wisata Gili Trawangan melalui pelabuhan Bangsal menggunakan perahu mesin dengan tarif per orang Rp15 ribu ke Gili Trawangan, Rp.20 ribu ke Gili Meno dan Rp12 ribu ke Gili Air dan R.85 ribu menggunakan kapal cepat ke Gili Trawangan. ANTARA/Ahmad Subaidi
Selama ini tidak sedikit warga yang melakukan perjalanan berobat ke Penang Malaysia. Disebutnya Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia NTB Awanadhi Aswinabawa dan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia NTB Gusti Lanang Patra yang semata melakukan check up saja bepergian ke Penang Malaysia.
Direktur RSU Daerah NTB Lalu Hamzi Fikri membenarkan kesiapannya menangani pasien kanker dan jantung. ''Kami siap melayani travel medical,'' ujarnya. selesai penandatanganan kerja sama. Untuk menangani kanker memiliki metode yaitu pembedahan, pengobatan, dan penyinaran. Di sela pengobatan pasien diajak berjalan ke tempat-tempat wisata untuk pendekatan psikologis.
Mengaku pernah menangani pasien kanker leher rahim asal Malaysia yang datang berlibur sambil berobat di Lombok. ''Kami memiliki dua unggulan yaitu menangani kanker dan jantung. Kementerian Kesehatan mendukung,'' ucap Hamzi Fikri
Untuk penanganan kanker, RSU Daerah NTB mampu menangani 20 pasien sehari. Belum menyediakan layanan BPJS, satu paket program pengobatan kanker dipatok biayanya Rp 50 juta. Selain dokter ahli juga meningkatkan keahlian para perawatnya di rumah sakit yang ada di Korea Selatan.
Selama 27 tahun terakhir ini di NTB terdapat kecenderungan meningkatnya penyakit tidak menular seperti kanker ini akibat gaya hidup dari semula 30 persen menjadi 70 persen. Sampai triwulan I - 2019 ini RSU Daerah NTB telah melayani 5.000 pasien. ''Sebelumnya banyak yang dirujuk ke RSU Sanglah Denpasar,'' kata Hamzi Fikri.
Untuk layanan pasien jantung, belum dilakukan bedah jantung namun tahap melakukan intervensi saja oleh Pusat Pelayanan Jantung Terpadu seperti pemasangan cincin.
Baca juga: Pasca Gempa, Strategi Wisata Inilah yang Digenjot NTB