Waktu yang dibutuhkan untuk membangun fasilitas amenitas yang permanen seperti hotel berbintang, pengalaman di Nusa Dua Bali, sekitar 15 tahun. Sedangkan dengan amenitas nomadik atau nomadic amenities (glamp camp, home pod, dan caravan) hanya sekitar 2 tahun.
Baca juga: 4 Aktivitas Seru saat Glamping Tanpa Hiburan Elektronik
Begitu pula untuk membangun aksesibilitas wisata nomadik dikembangkan dengan moda transportasi seaplane mudah menghubungkan obyek-obyek wisata yang terbesar di 17.000 pulau di Tanah Air, sedangkan kalau membangun bandara membutuhkan waktu lebih dari 5 tahun.
fasilitas mck di Glamping De Loano Jawa Tengah (Foto: dok BKP Kemenpar)
Potensi wisatawan milenial dunia yang berwisata sebagai backpacker atau wisatawan kelana di seluruh dunia mencapai 39,7 juta. Wisatawan ini terbagi dalam 3 kelompok besar yakni flashpacker atau digital nomad sekitar 5 juta orang, glampacker atau milenial nomad yang menetap sementara di suatu destinasi sembari bekerja sekitar 27 juta orang, dan luxpacker atau luxurious nomad yang mengembara di berbagai destinasi dunia yang instagramable sebanyak 7,7 juta orang. Para luxpacker lebih suka mengembara untuk melupakan hiruk-pikuk aktivitas dunia dan mereka lebih menyukai fasilitas amenitas glamping di kawasan wisata alam; danau, pegunungan, pantai, atau sungai.
Glamping De’Loano sendiri diharapkan Menpar menjadi destinasi baru yang akan menambah daya tarik bagi destinasi wisata di kawasan Borobudur karena posisinya yang hanya berjarak 10 kilometer sebelah utara bandara baru New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.
Glamping De’Loano menyiapkan 11 tenda eksklusif terdiri dari satu buah mushola dan 10 tenda inap (1 tenda VIP berkapasitas 4 orang dan 9 tenda berkapasitas 6 orang) total kapasitas inap mencapai 60 orang.
Pasar Menores di Bukit Menoreh (Foto: dok BKP Kempenpar)
Menempati lahan 1,3 hektare di kawasan perbukitan yang berudara sejuk, di lokasi glamp camp, tersebut dilengkapi sejumlah fasilitas antara lain tourism information semi outdoor restoran, outdoor cinema, cozy seating spot, toilet umum, dan spot-spot foto menarik atau instragramble banyak diminati wisatawan milenial.
Selain itu, tempat liburan luar ruang ini juga hanya berjarak 15 menit berjalan kaki dengan pasar digital di Desa Sedayu. Pasar Digital di kawasan Bukit Menoreh itu menjual produk kerajinan dan kuliner yang dihasilkan oleh masyarakat setempat kepada wisatawan.
Baca juga: Pemerintah Siapkan Destinasi Wisata Anyar di Bukit Menoreh