Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

2 Hari di Cirebon, Ada 10 Tempat Wisata yang Bisa Dijambangi

image-gnews
Keraton Kanoman. TEMPO/Subekti
Keraton Kanoman. TEMPO/Subekti
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Cirebon selama ini hanya dikenal sebagai tempat persinggahan ketika orang melakukan perjalanan panjang dari Jawa Tengah atau Jawa Timur menuju Jawa Barat atau Jakarta, juga sebaliknya. Seperti apa kawasannya?

Baca juga: 3 Oleh-oleh Cirebon, Kuliner Khas ala Kota Persinggahan Para Wali

Padahal, kota ini memiliki potensi wisata yang tak kalah dengan daerah lain di Pulau Jawa. Maka itu, ada baiknya bila sampai di kota ini, pelancong memperpanjang waktu singgah dan menyempatkan barang dua hari untuk bereksplorasi.

Hari 1

1. Bubur Toha
Pagi pertama di Kota Cirebon harus dihangatkan dengan santapan yang pas. Tak terlalu mengenyangkan dan tak bikin begah. Kebetulan, di kota yang terkenal dengan kampung nelayannya itu, ada warung bubur yang legendaris. Bubur Toha namanya. Lokasinya di simpang pertigaan Jalan Siliwangi, tepatnya di Jalan Moh Toha. Di sini, dijual bubur ayam, bubur kacang hijau, dan bubur ketan hitam. Sekilas, penampakannya mirip dengan warung bubur ayam milik orang asli Kuningan yang membuka lapak di Jakarta.

Warung Bubur Toha selalu ramai, meski buka 24 jam. Bangku-bangkunya pasti penuh. Orang-orang sampai antre dan menunggui tamu-tamu selesai makan. Mereka ingin mencicipi rasa bubur yang kesohor itu. Bubur Toha memang beda dengan bubur ayam pada umumnya. Racikannya ditambahi dengan irisan wortel. Rasanya pun lebih gurih. Sepiring bubur ayam cuma dibanderol Rp 6.000, sementara bubur kacang hijau dan ketan hitam Rp 5 ribu.

2. Pasar Kanoman
Setelah menyantap bubur, jalan-jalan di pasar sembari mengamati kehidupan masyarakat Cirebon menjadi ide terbaik untuk membuka waktu pelancongan di kota tua ini. Bila berjalan ke arah pelabuhan, kira-kira 10 menit berkendara dari Balai Kota Cirebon, wisatawan bisa menemui sebuah pasar yang memiliki nilai historis tinggi, yakni Pasar Kanoman. Pasar yang sudah ada sejak 1800-an ini berdiri gagah di depan Keraton Kanoman. Dulu, pada masa kolonial, pasar sengaja dibangun Belanda untuk menggembosi kekuatan keraton dan memagari warga supaya sulit mengakses pusat kesultanan. Maka itu, bangunan pasar didesain memiliki dinding-dinding yang tinggi, menyerupai kawasan Pojok Benteng di Yogyakarta.
Neneng, penjual docang, di pasar Kanoman, Cirebon, sedang menyiramkan kuah docang ke mangkuk. Tempo/Francisca ChristyRosana
Dari dulu sampai sekarang, segala aktivitas jual-beli di Cirebon berpusat di sini. Penjaja menjual beragam jenis barang. Ada sembako, makanan dan minuman khas Cirebon yang sudah siap santap, produk kerajinan, dan berbagai kebutuhan rumah tangga. Pertama kali masuk ke pasar itu, kita akan mendengar orang-orang berbicara bahasa Sunda bercampur Jawa dengan logat ngapak, yang terdengar sebagai sebuah kekayaan lingustik. Dari situ, wisatawan bisa memotret keaslian masyarakat setempat.

3. Keraton Kanoman
Tak sampai 50 kali melangkah dari beranda belakang Pasar Kanoman, pelancong bisa menemukan sebuah keraton tua yang dari gerbang muka tampak sedikit tak terawat. Keraton ini sudah berdiri sejak 1678, dibangun oleh Pangeran Mohamad Badridin atau Pangeran Kertawijaya, yang bergelar Sultan Anom I. Keraton Kanoman bisa diakses oleh siapa pun, bahkan warga biasa yang tak memiliki hubungan kekerabatan dengan sultan. Mereka bisa masuk dan melihat rumah sultan, mengunjungi tempat-tempat ritual yang biasa dipakai untuk upacara, sampai berkomunikasi dengan kerabat sultan, penghuni keraton tersebut.

Keraton Kanoman yang berdiri di lahan seluas 6 hektare ini terdiri atas tiga bagian. Bagian depan ialah tempat yang biasa dipakai untuk pentas. Di sana terdapat bangsal yang dimanfaatkan untuk tempat menyimpan gamelan dan alat-alat pentas milik kesultanan. Bangsal tersebut dikepung oleh pagar bumi dengan ornamen piring-piring peninggalan bangsawan Cina yang ditempel di dinding-dindingnya. Sementara bagian tengah, terdapat bangunan bernama Jinem. Bangunan ini seperti joglo yang dipakai untuk penobatan sultan.

Sedangkan di bagian belakang, terdapat rumah sultan dan bangunan keputran, yakni tempat tinggal para putra-putri kerajaan, yang bentuk aslinya masih sangat dipertahankan. Ada pula Witana, yakni tempat untuk permandian kerabat kerajaan—karenanya di sana terdapat sumur tua yang dijaga—juga tempat untuk mengadakan ritual khusus.
Wisatawan bermain air di Pantai Kejawanan, Cirebon, Jawa Barat, 25 DEsember 2015. Pantai ini menjadi pilihan wisata murah saat libur Natal dan Tahun Baru karena memiliki perairannya yang dangkal dan berarus tenang. TEMPO/Prima Mulia

4. Pantai Kejawanan
Memang tak banyak pantai yang dapat dibanggakan di Cirebon, meski kota ini merupakan daerah pesisir. Rata-rata pantai di sana berpasir hitam dengan air laut yang sudah tercemar oleh limbah-limbah kapal. Namun, meski begitu, tak berarti pantai di Cirebon tak layak dikunjungi. Pantai Kejawanan, misalnya. Pantai ini menjadi spot terbaik untuk menikmati matahari terbenam. Ada sebuah dermaga menjorok ke laut yang mengantarkan pengunjung lebih dekat dengan garis pantai. Di sampingnya, berlabuh kapal-kapal pengangkut logistik, juga batu bara.

Kala matahari melungsur, kapal-kapal itu berubah warna menjadi merah-hitam, terkena pantulan lembayung. Kadang-kadang, bulatan surya mengintip di cerobong asap kapal, atau di sela dek, menghasilkan sebuah lanskap yang eksotis. Kalau ingin melihat matahari tenggelam bulat-bulat, tersedia kapal-kapal nelayan yang siap mengangkut wisatawan menuju tengah laut. Biayanya berkisar kurang lebih Rp 50 ribu per orang.

5. Alun-alun Kejaksaan
Menjelang malam, alun-alun yang bersebelahan dengan Masjid Raya At-Taqwa ini kian ramai disambangi muda-mudi, juga keluarga. Tempat tersebut seolah menjadi magnet kehidupan malam di Kota Cirebon. Lampu-lampu taman yang berkedip warna-warni menimbulkan suasana meriah. Di bawah lampu-lampu itu, duduk bergerombol teruna-teruni yang asyik mengobrol. Juga keluarga muda yang tengah mengajak anak-anaknya bermain.

Di lapangan yang luas, menghadap ke arah masjid, terdapat sejumlah permainan bocah, misalnya odong-odong, mobil-mobilan, arena memancing buatan. Di sekelilingnya digelar beragam tenda kuliner. Para penjaja menyediakan bermacam-macam jenis penganan. Yang paling top dan jadi incaran pelancong kalau datang ke Cirebon adalah es durian. Durian yang dipakai beberapa pedagang didatangkan langsung dari Bengkulu atau Medan. Tak heran kalau rasanya membikin ketagihan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berikutnya, hari kedua berkunjung ke Keraton Sepuh dan ke toko oleh-oleh

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tradisi Unik Lebaran Ketupat di 5 Daerah, Salah Satunya Madura Rayakan Tellasan Topak

21 jam lalu

Puluhan Gunungan Ketupat didoakan sebelum diperebutkan dalam Lebaran Ketupat di Bukit Sidoguro kawasan Rawa Jombor, Krakitan, Bayat, Klaten, 13 Juli 2016. TEMPO/Bram Selo Agung
Tradisi Unik Lebaran Ketupat di 5 Daerah, Salah Satunya Madura Rayakan Tellasan Topak

Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi yang berbeda untuk merayakan lebaran ketupat yang biasanya pada 7 atau 8 syawal.


10 Tempat Wisata Paling Populer di Indonesia Versi Tripadvisor

3 hari lalu

Pura Luhur Uluwatu, Bali. shutterstock.com
10 Tempat Wisata Paling Populer di Indonesia Versi Tripadvisor

Berikut ini Deretan daftar tempat wisata paling populer di Indonesia versi Tripadvisor, didominasi oleh objek wisata di Bali.


Deretan Destinasi Wisata Terfavorit di 3 Provinsi Selama Libur Lebaran, Apa Saja?

3 hari lalu

Bhikhu berdoa bersama saat perayaan hari raya Magha Puja 2024 di pelataran Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu 8 Maret 2024. Hari raya Magha Puja diperingati setiap bulan purnama di bulan ketiga kalender Buddha untuk mengenang Sang Buddha saat membabarkan Dharma pentingnya umat menghindari perbuatan jahat, menambah kebajikan, kesucian hati dan pikiran. ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Deretan Destinasi Wisata Terfavorit di 3 Provinsi Selama Libur Lebaran, Apa Saja?

Kemenparekraf mengungkap destinasi wisata favorit selama libur lebaran.


Lebaran Ketupat Digelar Esok di Cirebon, Salah Satunya di Pesantren Benda Kerep

3 hari lalu

Pesantren Benda Kerep adalah salah satu pesantren tua di Cirebon yang masih berdiri hingga kini.
Lebaran Ketupat Digelar Esok di Cirebon, Salah Satunya di Pesantren Benda Kerep

Lebaran ketupat digelar setelah dilakukan puasa 6 hari di bulan Syawal


Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

4 hari lalu

Empal Gentong. Shutterstock
Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.


Empat Teknisi Septic Tank Cirebon Super Block Mall Tewas, Polisi Periksa Enam Saksi

7 hari lalu

Kepala Satreskrim Polres Cirebon Kota AKP Anggi Eko Prasetyo saat memberikan keterangan di Cirebon, Jawa Barat. Foto: ANTARA/Fathnur Rohman
Empat Teknisi Septic Tank Cirebon Super Block Mall Tewas, Polisi Periksa Enam Saksi

Empat teknisi itu tewas setelah melakukan perawatan rutin di ruang septic tank Cirebon Super Block Mall


Ziarah Kubur dan Tradisi Tanaman Selasih di Bulan Syawal

7 hari lalu

Ade, penjual tanman selasih di kawasan TPU Jabang Bayi, Kota Cirebon. Tanaman sellsih dipercya masyarakt Cirebon dan sekitarny menjadi bunga yang wajib dibawa pada ziarah kubur di bulan Syawal sehingga bermunculan penjual dadakan yang menjual tanaman selasih. Ivansyah
Ziarah Kubur dan Tradisi Tanaman Selasih di Bulan Syawal

Tradisi ziarah kubur saat bulan Syawal di Cirebon dan di wilayah yang dipengaruhi oleh ajaran Sunan Gunung Jati, dengan membawa tanaman selasih


Pengguna Commuter Line Tujuan Wisata Mendominasi di H+3 Lebaran, KAI Commuter Imbau Keamanan dan Kenyamanan

7 hari lalu

Sejumlah penumpang berdesakan di dalam gerbong kereta rel listrik (KRL) Commuterline Jabodetabek di Stasiun KA Depok Baru, Depok, Jawa Barat, Senin, 24 April 2023. VP Corporate Secretary KAI Commuter Erni Sylviane Purba menyebutkan kepadatan penumpang KRL Jabodetabek sejak H+1 hingga H+2 Lebaran didominasi pengguna musiman yang memanfaatkan waktu liburnya untuk bersilaturahmi dengan kerabat ataupun berwisata ke sejumlah tempat di Jabodetabek, seperti Kota Tua, Monas, Kebun Raya Bogor, dan sejumlah obyek wisata lainnya. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Pengguna Commuter Line Tujuan Wisata Mendominasi di H+3 Lebaran, KAI Commuter Imbau Keamanan dan Kenyamanan

Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba berujar selama Lebaran volume pengguna commuter line Jabodetabok mendominasi, khususnya pada H+3 Lebaran.


Besok Kawasan Wisata Monas Gelar Special Show Lebaran, Hadirkan Musisi Hingga Komedian

7 hari lalu

Suasana wisata Monumen Nasional (Monas) pada Lebaran hari kedua, Jakarta, Kamis, 11 April 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Besok Kawasan Wisata Monas Gelar Special Show Lebaran, Hadirkan Musisi Hingga Komedian

Selama pekan lebaran khususnya tanggal 13 April 2024, Monas mengadakan special show bagi pengunjung, mulai dari aktor, musisi, dan komedian.


Hari Kedua Lebaran, Pantai di Selatan Jabar Mulai Dipadati Wisatawan

8 hari lalu

Pantai Batu Karas Pangandaran (disparbud.jabarprov.go.id)
Hari Kedua Lebaran, Pantai di Selatan Jabar Mulai Dipadati Wisatawan

Pada hari kedua Lebaran 2024, Pantai di wilayah Jawa Barat, mulai dipadati wisatawan.