TEMPO.CO, Bandung – Sebagai penyangga Jakarta selaku ibukota Indonesia, Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) memiliki 153 wisata alam, 57 wisata buatan, dan 48 wisata budaya.
Baca juga: Hadiah Tahun Baru 2019 Buat Wisata Jawa Barat: Kereta Pangandaran
Di antara 100 calendar of event (CoE) Indonesia, Jabar telah memiliki 11 kegiatan wisata yang masuk dalam Wonderful Indonesia. Semula Jabar hanya memiliki tiga kalender kegiatan nasional.
Dari 27 daerah kabupaten dan kota se Jabar sudah dipacu untuk setidak-tidaknya memiliki satu destinasi wisata. Untuk tahap pertama, sebanyak delapan daerahnya diberikan biaya masing-masing Rp 18 miliar. Syaratnya, mereka harus menyiapkan detail engineering design (DED). Sebelumnya, telah menjadikan Geopark Global Ciletuh yang menghabiskan pembiayaan sebesar Rp 1 triliun.
Kepala Bagian Industri Perdagangan dan Pariwisata, Biro Produksi dan Industri Biro Produksi dan Industri Sekretariat Daerah Provinsi Jabar Iya Sugiya bersama Kepala Seksi Industri Kreatif Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar Mahmuda mengemukakannya sewaktu menerima tim Forum Wartawan Ekonomi (few) – Bank Indonesia Nusa Tenggara Barat (BI NTB), Senin 4 Februari 2019 siang. ‘’Setiap daerah kabupaten-kota diwajibkan punya satu destinasi,’’ kata Iya Sugiya.
Warga menggelar upacara HUT Ke-68 Kemerdekaan RI di atas rakit bambu di Danau Situ Bagendit, Banyuresmi, Garut, Jawa Barat, (17/8). Upacara ini sekaligus untuk mempromosikan objek wisata alam danau Situ Bagendit. ANTARA FOTO/Feri Purnama
Pemprov Jabar sudah menginsiasi menjadikan pantai Pangandaran sebagai destinasi wisata pantai popular setara Hawai dan Maldives. Kemudian menjadikan Situ Bagendit menjadi danau wisata. ‘’Banyak yang kaget. Situ Bagendit yang semula jorok sudah disulap menjadi daya tarik wisata,’’ kata Iya Sugiya.
Cirebon juga dijadikan destinasi budaya, Subang sebagai daerah wisata religi, Karawang sebagai pelabuhan terbesar setelah Tanjung Priok sebagai penyangga terdepan setelah ibukota Jakarta. Juga pembangunan Situ Bagendit yang didukung Detail Engineering Design (DED) dilanjutkan proposalnya.
Pemprov Jabar juga dibantu dana corporate social responsibility (CSR) dari berbagai perusahaan BUMN dan pelaku usaha swasta lainnya hingga Rp 62 miliar sehingga dana yang semula dikeluarkan Pemprov Jabar dikembalikan ke Disparbud Jabar. Untuk mengembangkan destinasi sungai Citarum Harum, menyiapkan Rp 47 miliar.
Konsep Pemprov Jabar yang ingin menjadikan pariwisata sebagai lokomotif sektor lainnya menyiapkan anggaran Disparbud Rp 16,4 miliar. Tetapi Jabar membangun pariwisata tidak hanya menyediakan anggaran di Disparbud saja namun juga menyebar melalui seluruh organisasi perangkat daerah (OPD). ‘’Tidak harus di Dispar. Didalamnya ada ekonomi kreatif. Kabupaten Kota wajib memiliki, ‘’ujar Mahmuda.
Untuk mengembangkan ekonomi kreatif, Jawa Barat mengalokasikan pembiayaannya hingga sebesar Rp 142 miliar. Namun, Mahmuda yang pernah bekerja di Kementerian Pariwisata mengingatkan agar tidak melihat besaran anggarannya. ‘’Yang penting adalah bagaimana mengelola industri pariwisata itu,’’ ucap Mahmuda.
Jawa Barat memiliki target kunjungan wisata 10 persen dari angka kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 20 juta orang. Juga menyiapkan Rp 18 miliar untuk setiap kabupaten kota membangun HUB yang pembiayaannya ditempatkan di Dinas Perkim.