Bihun Goreng dalam Semangkuk Soto Bagan
Dalam semangkuk soto, yang umum dijumpai adalah bihun rebus bersama daging ayam atau sapi, kol, dan tauge. Namun tak demikian dengan soto yang ditemui di Bagansiapapi. Kasman, pegiat budaya asal Pekanbaru, yang mengatarkan kami berkeliling di kota kecil itu, mengharuskan saya mencicipi soto autentik yang berlokasi di Jalan Perdagangan.
Sekilas, kala masuk ke warung sederhana bergaya ruko kuno ini, atmosfernya sama seperti kedai-kedai lain. Saat menengok gerobak di tempat itu, racikan dan bumbu-bumbu yang terpampang pun selayaknya gerobak soto di berbagai tempat. Namun, saat Subardi—ipar si empunya warung—meraup bihun, saya cukup tercengang. “Nah, di sini khasnya memang soto dengan isi bihun goreng,” kata Kasman.
Soto Bagan. Foto: Andi Prasetyo
Bihun itu ditaburkan ke mangkuk hingga penuh, bahkan menutupi komplemen lain. Setelahnya, kuah santan kental bercampur bumbu soto, seperti bawang merah, bawang putih, dan ketumbar, disiramkan ke dalam mangkuk.
Sejurus kemudian, asap langsung mengepul. Bihun goreng yang semula chrispy berubah menjadi lembek dan berbuih. Di sinilah sensasi menikmati soto Bagan mencapai puncaknya. Dalam keadaan hangat hampir panas, bihun goreng yang sudah lembek masih menyisakan tekstur garing kala dikunyah. Gurihnya gorengan bercampur santan memunculkan rasa yang harmonis. Bila dirasa-rasa, kuahnya cukup mirip dengan soto Medan. Hanya, lebih kuat aroma kunyitnya.
Tak heran, sejak dibuka pukul 06.00, warung yang sudah berdiri 12 tahun di Bagansiapiapi ini selalu ramai. Orang-orang gemar menyantap keunikan rasa, juga harga yang murah. Seporsi soto Bagan dihargai Rp 15 ribu, plus nasi.
Soto Bagan
Jalan Peradagangan, Bagansiapiapi, Riau
Buka pukul 06.00-23.00
Baca juga: Ingin Wisata Kuliner tapi Sedang Diet, Simak Tips Berikut