Wangi Asap Pembakaran Kerang
Olahan kerang memang umum ditemui di pesisir, tak terkecuali Bagansiapiapi. Kerang bisa dimasak segala rupa. Namun salah satu yang paling kesohor dan populer di kalangan wisatawan yang mengunjungi Bagan, juga masyarakat sekitarnya, ialah olahan sate. Sebetulnya, secara spesifik, yang terkenal adalah sate kerang di warung sederhana milik Ismini. Perempuan keturunan Melayu itu namanya selalu disebut-sebut oleh pelancong kalau mereka menyambangi gerbang sisi barat Provinsi Riau ini.
Gerobak Ismini memang bukan gerobak yang masih berusia hijau muda. Sudah 17 tahun keberadaannya nangkring di Jalan Perdagangan, di sebuah ruko di persimpangan. Di sana, ia berbagi tempat bersama sejumlah penjaja makanan lain.
Sate kerang Ismini. Foto: Andi Prasetyo
Warung Ismini mulai hidup sore hingga malam. Sejak pukul 16.00 hingga 23.00, asap dari pembakaran selalu mengepul. Aromanya merebak. Bebauan wangi laut bercampur arang menjadi ucapan selamat datang buat pengunjung. Kala rombongan kami berkunjung, Ismini sedang asyik menyiramkan kuah kacang ke piring berisi sepuluh tusuk sate kerang. Saya memesan satu porsi dan sejurus kemudian sudah mendarat di meja.
Tampilannya tak berlainan dengan sate ayam. Hanya, dagingnya lebih hitam sehingga terkesan gosong. Tatkala masuk mulut, kerang bercampur bumbu kacang itu seakan pecah. Krispy, namun tetap juicy. Bau amis sudah hilang, tersaru bumbu kacang yang digiling tak terlalu halus. Yang membikin enak adalah lontongnya. Lontong berpotongan dadu ini punya tekstur kenyal, mirip dengan gendar atau puli, tak umum seperti yang biasanya dibikin penjaja sate. Sepiring kenikmatan sate kerang bisa dibayar hanya dengan Rp 12 ribu.
Sate Kerang Ismini
Alamat: Jalan Perdagangan, Bagansiapiapi, Riau
Buka pukul 16.00-23.00
Berikutnya, Bihun goerng di Semangkung Soto Bagan