TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Pariwisata Dunia atau UNWTO mengantongi 24 destinasi wisata dunia yang terdaftar sebagai lokasi observatoriumnya. Lima dari 24 observatorium itu berada di Indonesia.
Baca: Selain Bali, Ini Dia Destinasi Wisata yang Disukai Warga Spanyol
Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan, Valerina Daniel mengatakan observatorium pariwisata tadi adalah bagian dari program Sustainable Tourism Observatory atau STO. Fungsinya, sebagai pusat monitoring dan pendampingan tentang pariwisata berkelanjutan di setiap destinasi.
“Sustainable Tourism Observatory merupakan program yang diadopsi dari UNWTO dan diakui sebagai bagian dari International Network of Sustainable Tourism Observatory (INSTO)," kata Valerina Daniel kepada Tempo, Senin 28 Januari 2019.
Lima observatorium pariwisata di Indonesia itu adalah Pangandaran bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), Sanur bekerja sama dengan Universitas Udayana, Sleman bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Pangururan Samosir bekerja sama dengan Universitas Sumatera Utara, dan Sesaot bekerja sama dengan Universitas Mataram. Indonesia menjadi negara kedua di Asia Pasifik, setelah Cina yang menerapkan program STO. Rencananya di tahun ini pemerintah akan membangun 7 lokasi STO baru.
Kapal motor membawa penumpang menyeberangi Danau Toba, Rabu, 20 Juni 2018. Kapal ini menjadi salah satu alat transportasi dari Parapat ke Pulau Samosir atau sebaliknya. ANTARA/Irsan
Sustainable tourism observatory ini dibahas dalam pertemuan Menteri Pariwisata Arief Yahya dengan Zurab Polikashvili Sekretaris Jenderal UNWTO dan Dirk Gleisser Direktur Sustainable Deveploment for Tourism UNWTO di Madrid, Spanyol.
Ada pula pembicaraan tentang rencana pelatihan kapasitas penilai Indonesia dari tim Global Sustainable Tourism Council. “Perlu pelatihan para asesor di Indonesia terkait dengan program Sustainable Tourism Certification (STC) untuk kapabilitas dan pemahaman saat menilai pariwisata keberlanjutan,” kata Valerina Daniel.
Artikel lainnya: Rabu Ada English Day di NTT, Bangun Pariwisata Baru?