"Sekitar 3.000-an hektar kawasan Candi Muara Jambi dipenuhi dengan pohon duku, juga di sekitar kawasan kecamatan Muaro Sebo yang juga sedang panen buah duku," kata Mukhlis, salah seorang warga di Desa Muaro Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Minggu.

Puluhan ribu pohon duku di kawasan tersebut hampir merata sedang berbuah yang siap panen. Butiran kuning buah duku hampir di seluruh pohon buah tersebut.

Termasuk juga pohon duku yang berada di kompleks wisata atau yang berdekatan dengan lokasi candi-candi di sana. Pengunjung bisa memungut buah duku yang rontok karena sudah matang di pohon.
Petani mengumpulkan duku hasil panen di Jambi Tulo, Maro Sebo, Muarojambi, Jambi, Minggu (20/1/2019). (ANTARAFOTO)
Bagi sejumlah pengunjung panen duku menjadi obyek foto. Buah berbutir kuning tersebut muncul hampir merata di setiap pohon.

Sejumlah pedagang duku dari warga setempat juga bermunculan menjualnya dengan harga Rp5.000 per kilogram. Sebagian menjualnya dengan harga Rp10.000 per tiga kilogram.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Ya kami jual Rp5.000 per kilogram, sedangkan yang rontok dari pohon atau jatuh Rp10.000 per tiga kilogram," kata salah seorang pria pedagang buah duku yang menggunakan sepeda.

Buah duku yang dijajakannya berasal dari kebun duku miliknya di kawasan itu. Ia memanfaatkan momen liburan di kawasan itu untuk berdagang buah duku. "Kami jual seperti harga di kebun," katanya.

Kendati kawasan Candi Muaro Jambi "dikepung" kebun duku yang sedang berbuah dan musim panen, namun sejauh ini belum ada aktivitas ekonomi yang khusus mensinergikan musim duku di daerah itu dengan kegiatan wisata setempat.

Kecuali, di lokasi wisata Lubuk Penyengat yang berjarak sekitar dua kilometer dari Kompleks Candi Muaro Jambi. Komunitas desa wisata di sana menjadikan musim duku sebagai potensi wisata dengan menggelar Festival Ngundoh Duku.