TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 1,2 juta wisatawan Australia berkunjung ke Indonesia dalam periode 12 bulan yang berakhir pada Oktober 2018. Menurut ABS Overseas Arrivals and Departures, Australia, angka tersebut meningkat sebesar 200 persen jika dibandingkan dengan satu dekade silam.
Baca juga:Ini 10 Destinasi Wisata Prioritas di Indonesia untuk Turis India
Selain itu, riset yang dilakukan oleh Roy Morgan Leading Indicator Report - Holiday Travel Intention pada bulan Juli 2018 menunjukkan bahwa 10 persen warga Australia berencana mengunjungi Bali dalam 12 bulan berikutnya. Sepuluh tahun lalu, hanya 6 persen warga Australia yang tercatat berencana demikian.
Kondisi tersebut, jelas diantisipasi berbagai pihak, salah satunya penerbangan Qantas. Maskapai penerbangan yang didirikan di Queensland pada 1920, ini mengumumkan bahwa akan menambah jumlah kursi pada rute penerbangan antara Sydney dan Bali, serta menawarkan pilihan kursi lie-flat pada kelas Bisnis, untuk mendukung pertumbuhan jumlah wisatawan Australia ke Pulau Dewata.
Demikian diungkapkan dalam siaran pers yang diterima TEMPO.CO Jumat 25 Januari 2019. Disebutkan pula, bahwa terkait dengan tambahan kursi pada rute penerbangan tersebut, brand Australia yang pernah meraih gelar teraman di dunia ini, pun mulai 31 Maret 2019, akan mengganti pesawat yang melayani rute Sydney – Denpasar (Bali) dari Boeing 737 menjadi Airbus A330.
Dengan demikian rute Sidney –Denpasar kelak akan mampu menampung 650 kursi ekstra tiap minggunya. Tak hanya itu, penumpang kelas Bisnis juga akan dapat menikmati fitur lie-flat unggulan Qantas, yakni suite eksklusif yang dilengkapi kursi yang dapat direbahkan hingga posisi 180 derajat.
Qantas International Chief Executive Officer Alison Webster dalam rilis tersebut juga menyebutkan bahwa Armada A33o sangat digemari para wisatawan di rute menuju Asia. “Jadwal penerbangan malam hari dari Bali, serta keberadaan fully flat bed di kelas Bisnis, pun semakin meningkatkan kenyamanan para konsumen,“ katanya.