Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Sate Matang dari Bireuen Aceh, Apa Keunikannya?

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
Ilustrasi Membakar Sate
Ilustrasi Membakar Sate
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Berkunjung ke Bireuen, Aceh,  Sate Matang, adalah kuliner yang tak boleh dilewatkan. Salah satu tempat yang paling favorit, ada di sekitar delapan kilometer dari pusat Kabupaten Bireuen, Aceh. 

Baca juga: Sedapnya, Aroma 10 Sate di Festival Nasi Goreng dan Sate Yogya

Di lokasi tersebut, kepulan asap dari arang yang membakar potongan dadu daging kambing maupun sapi dalam tusukan bambu mambuat aromanya menyambar penciuman.

Nama Sate Matang bukan berarti karena sate ini sudah dimasak kemudian menjadi matang, akan tetapi namanya diambil dari daerah tempat sate ini dikenalkan, sejak tahun 90-an, yaitu di Matangglumpang Dua.

Area itu kesohor sebagai pusat kuliner di Kabupaten Bireuen. Selama 24 jam, ia nyaris tak pernah tidur. Ada saja pelintas antar-kota yang singgah.

Kebanyakan dari mereka bermaksud beristirahat sambil menikmati hidangan Sate Matang. Tak heran jika hampir di beberapa warung kopi di Matangglumpang Dua tidak hanya menyediakan kopi saja, tapi juga sate ini.

Salah satu mahasiswa Universitas Syiah Kuala asal Kabupaten Aceh Tamiang, Sri Atina Putri mengatakan, dirinya kerap menikmati kelezatan sate matang langsung di tempat asal sate ini.

Menurutnya, sate matang yang berada di tempat asalnya ini lebih enak dibandingkan ketika sudah berada di daerah lain.
ilustrasi sate (pixabay.com)
"Nggak sering sih makan Sate Matang, hanya kalau pulang kampung aja. Rasanya lebih enak kalau makan di tempat aslinya sate ini," katanya.

Selain rasanya yang enak, keunikan dalam penyajian sate ini juga menjadi daya tarik tersendiri, seperti para pembuatnya yang akan membanting botol kecap ke atas meja ketika akan menghidangkan sate.

Salah satu pedagang Sate Matang, Zulfikar, ketika ditanya alasannya membanting botol kecap, ia mengatakan, sebenarnya mereka tidak memiliki alasan khusus, hanya untuk menjadikannya terlihat lebih menarik, seperti lebih banyak pelintas yang berkunjung karena penasaran, dan lain sebagainya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kalau untuk banting kecap itu, sebenarnya nggak ada maksud apa-apa. Cuma biar keliatan lebih unik. Lebih buat orang penasaran," katanya.

Awalnya bahan utama Sate Matang adalah daging kambing, kemudian seiring berjalannya waktu, banyak pedagang yang beralih menggunakan daging sapi, meskipun demikian tetap ada di beberapa tempat yang masih menyajikan Sate Matang berbahan daging kambing.

Proses pembuatan Sate Matang ini sendiri sebenarnya tidak jauh berbeda dengan sate-sate pada umumnya. Hanya saja, dari segi rasa serta penyajiannya yang sedikit berbeda. Sate Matang tidak hanya disajikan dengan bumbu kacang saja, akan tetapi juga dilengkapi dengan kuah soto.

Sebelumnya, Sate Matang telah lebih dulu dilumuri bumbu yang kaya akan rempah-rempah. Kemudian dibakar di atas bara arang sekitar lima belas menit.

Untuk kuah sotonya, biasanya menggunakan kaldu daging sapi atau kambing yang dimasak dengan bumbu khusus. Di dalam kuah soto ini biasanya terdapat potongan lemak daging dan juga kentang.

Dari segi rasa, Sate Matang memiliki rasa manis dengan perpaduan kuah soto yang gurih.

Perpaduan rasa yang khas ini kemudian menarik pecinta kuliner untuk mencobanya. Sate Matang dapat dinikmati hanya dengan mengeluarkan uang senilai Rp25.000 per porsinya atau Rp3.000 per tusuknya.

Banyaknya peminat sate ini, pedagang biasanya menghabiskan sepuluh kilogram daging sapi setiap harinya, dan akan meningkat ketika sedang musim mudik. "Biasanya kami setiap hari menghabiskan sepuluh kilogram daging sapi. Mungkin bertambah kalau musim mudik," kata Zulfikar.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Seekor Gajah Sumatera Ditemukan Mati di Aceh Utara, Ini Tindakan Polisi dan BKSDA

2 hari lalu

Petugas mendeteksi bangkai gajah Sumatra (Elephas maximus sumatrensis) saat proses nekropsi di area perkebunan warga KM 35 Dusun Jabal Antara, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara, Senin 25 Maret 2024. Pembedahan gajah jantan yang diperkirakan berusia lima tahun tersebut untuk mengambil sejumlah sampel organ dalam tubuh gajah dan kotoran guna uji laboratorium untuk memudahkan proses penyelidikan penyebab kematian. ANTARA FOTO/Rahmad
Seekor Gajah Sumatera Ditemukan Mati di Aceh Utara, Ini Tindakan Polisi dan BKSDA

Gading gajah sumatera yang mati di pedalaman Aceh Utara itu telah hilang saat bangkainya ditemukan.


5 Tips Hemat Biaya saat Menonton Konser di Luar Negeri

3 hari lalu

Jewel di Bandara Changi, Singapura. (foto: Jiachen Lin)
5 Tips Hemat Biaya saat Menonton Konser di Luar Negeri

Ada beberapa tips untuk menghemat biaya saat menonton konser di luar negeri


Tim UNHCR dan IOM Dikerahkan ke Aceh untuk Bantu Pengungsi Rohingya Korban Kapal Terbalik

6 hari lalu

Sejumlah imigran etnis Rohingya yang terombang-ambing di tengah laut berjalan menaiki tangga KN SAR Kresna 232 usai dievakuasi di perairan laut Meulaboh Aceh Barat, Aceh, Kamis 21 Maret 2024. Sebanyak 69 pengungsi Rohingya yang terdiri 45 laki-laki dan 24 perempuan dievakuasi ke daratan setelah kapal yang mereka tumpangi terbalik sekitar 15 mil di perairan Samudra Hindia. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Tim UNHCR dan IOM Dikerahkan ke Aceh untuk Bantu Pengungsi Rohingya Korban Kapal Terbalik

Tim UNHCR dan IOM dikerahkan ke Aceh Barat dan untuk membantu pemerintah setempat memberikan bantuan pada pengungsi Rohingya korban kapal terbalik


7 Rekomendasi Tempat Kuliner Ramadhan di Bandung yang Kekinian

7 hari lalu

Sudirman Street Food, Bandung. Kuliner malam di Bandung. FOTO/Instagram/sudirmanstreetfood_bandung
7 Rekomendasi Tempat Kuliner Ramadhan di Bandung yang Kekinian

Berikut rekomendasi kuliner Ramadhan di Bandung yang populer dan kekinian. Ada banyak makanan yang bisa dibeli, mulai dari gorengan hingga kolak.


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

8 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


7 Tempat Kuliner Ramadhan di Jakarta yang Ramai dan Lengkap

9 hari lalu

Aktivitas jual beli jajanan di lapak pedagang Bazaar Takjil Ramadhan Benhil di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta, Selasa, 12 Maret 2024. Pedagang musiman di kawasan Bendungan Hilir ini, menjadi salah satu tempat tujuan warga maupun pekerja kantoran untuk berburu makanan takjil buka puasa di bulan Ramadan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
7 Tempat Kuliner Ramadhan di Jakarta yang Ramai dan Lengkap

Ada banyak tempat kuliner Ramadhan di Jakarta yang bisa Anda coba. Seperti kawasan Benhil, Pasar Santa, Blok M, hingga Jalan Sabang.


5 Kasus Kematian Gajah, Mayoritas Diracun

10 hari lalu

Tim dari BKSDA sedang memeriksa kematian seekor anak gajah di Desa Gampong Baroh Kecamatan Setia Bakti Kabupaten Aceh Jaya. Kredit: ANTARA/HO
5 Kasus Kematian Gajah, Mayoritas Diracun

Kasus gajah yang mati akibat diracun telah lama terjadi di Indonesia. Beberapa terjadi karena ingin mengambil gadingnya


Lamang Tapai Kuliner Khas Minangkabau Bukan Sekadar Makanan, Ini Filosofinya

11 hari lalu

Lamang Tapai. TEMPO/Febri Yanti
Lamang Tapai Kuliner Khas Minangkabau Bukan Sekadar Makanan, Ini Filosofinya

Walau terdengar tidak biasa, memadukan Lemang dengan tapai ketan cukup populer di Sumatra Barat. Penganan ini disebut Lamang Tapai.


Anggota TNI Aniaya Dua Warga Aceh, Korban Luka Tusuk

11 hari lalu

Tim gabungan TNI-Polri saat menangkap terduga penganiayaan warga, di Banda Aceh, Sabtu, 16 Maret 2024. Foto: ANTARA/HO/Humas Polresta Banda Aceh
Anggota TNI Aniaya Dua Warga Aceh, Korban Luka Tusuk

Petugas gabungan menangkap seorang anggota TNI berinisial DAR, 25 tahun, dengan pangkat Serda atas dugaan menganiaya dua warga Aceh Jaya


Djakarta Ramadan Fair 2024 Dibuka, Warga Ibu Kota Bisa Jajan Takjil hingga Kerajinan

12 hari lalu

Djakarta Ramadhan Fair 2024  di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, dibuka 15-20 Maret 2024. (Kemenparekraf)
Djakarta Ramadan Fair 2024 Dibuka, Warga Ibu Kota Bisa Jajan Takjil hingga Kerajinan

Djakarta Ramadan Fair 2024 menawarkan kuliner dan produk Ramadan, digelar 15-20 Maret 2024.