2. Patung Yesus
Patung Tuhan Yesus Memberkati berdiri di Kompleks Perumahan Citra Land, Tomohon, Manado. Patung itu dibangun sepuluh tahun lalu oleh pengembang Ciputra sebagai wujud syukur. Konsepnya mirip patung Yesus yang berada di Rio de Janeiro. Hanya, ukurannya lebih kecil.
Wisatawan yang hendak ke Tomohon umumnya mampir sekadar untuk memotret. Disediakan spot swafoto yang berlokasi di dalam kompleks perumahan. Meski berada di kawasan Citra Land, siapa pun boleh masuk, tak dipungut biaya.
Selain di Tomohon, ada pula patung Yesus di Pulau Kei, tepatnya di atas bukit Kota Langgur, Kei Kecil, Maluku Tenggara. Seperti di Rio de Janeiro, Brasil, sosok itu terwujud dalam rupa sebuah patung. Bila tertiup angin, patung berputar sesuai dengan arah tiupannya. Patung Yesus setinggi 3 meter itu istimewa bagi masyarakat Kei. Keberadaannya menjadi simbol perdamaian yang mempersatukan semua umat di pesisir timur Nusantara.
Di puncak bukit berelevasi 300 meter di atas permukaan laut, patung Yesus menghadap langsung ke tiga desa, yakni Ohoi Der Tavung, Ohoi Don Wahan, dan Desa Kelanit. Ohoi Der Tavung mayoritas dihuni oleh masyarakat beragama Protestan. Adapun Desa Kelanit dihuni masyarakat Katolik, serta Ohoi Don Wahan, yang juga meliputi wilayah Lethan dan Sitngohoi, dihuni penduduk Muslim.
Menurut sejarahnya, patung ini dikirim langsung dari Vatikan pada 2000 sebagai hadiah dari Paus Yohanes Paulus II. Kala itu, Kei dianggap sebagai daerah damai yang tak tersulut konflik perseteruan. Sebab, pada era akhir 1990 menjelang 2000, Maluku sedang diramaikan oleh isu gesekan agama. Patung dibawa pakai kapal. Saat tiba di Kei dari Vatikan, patung Yesus diarak di satu kabupaten oleh semua orang.
Sebelum menjadi lokasi simbol perdamaian, bukit tersebut merupakan pusat doa semua agama di Kei. Masyarakat berbondong-bondong datang pada waktu-waktu tertentu untuk sembahyang. Aktivitas ini bertautan dengan kepercayaan lokal yang menganggap Tuhan selalu datang di tempat-tempat tinggi.
Bukit tersebut juga menjadi tujuan peziarahan bagi masyarakat beragama Katolik menjelang Hari Raya Paskah. Di jalur menanjak menuju bukit, terdapat titik-titik doa yang disebut sebagai jalur jalan salib. Meski sarat akan nuansa religi, Bukit Tuhan Yesus Memberkati ramah dikunjungi wisatawan dari berbagai latar belakang agama.
Pelancong bisa naik di badan patung untuk menyaksikan keindahan Pulau Kei Kecil dari ketinggian. Untuk sampai ke puncak, pengunjung kudu trekking selama 20 menit dengan medan menanjak cukup terjal. Di sepanjang jalur penanjakan tidak ada penjual atau warung. Wisatawan sebaiknya membawa bekal air mineral.
Untuk sampai ke bukit ini, wisatawan harus menempuh perjalanan darat sejauh 11 kilometer dari pusat Kota Langgur. Umumnya ditempuh dalam waktu 15 menit. Pelancong bisa menunggang angkutan umum dari terminal Pasar Langgur dengan tarif sekitar Rp 6 sampai 10 ribu.
Berikutnya: Patung Bunda Maria