Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh menyebutkan jumlah usaha pariwisata yang telah tersertifikasi halal hingga pertengahan Januari 2019 tercatat sebanyak 227 usaha.
"Alhamdulillah minat dan kesadaran masyarakat untuk mensertifikasi halal usahanya setiap tahunnya semakin meningkat dalam upaya mendukung pariwisata halal yang sedang dikembangkan," kata Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Amiruddin.
Menurut dia Destinasi Pariwisata Halal yang akan berkembang di Aceh nantinya akan memberikan dampak positif dan berdampak pada sektor lainnya karena akan menjadi sebuah daya tarik bagi palancong dari negara-negara muslim baik dari Asia, Eropa dan Timur Tengah yang akan melancong ke Tanah Rencong.
Sebagai wujud dan komitmen keseriusan Pemerintah Pusat dalam mendukung pengembangan Destinasi Halal tersebut, Kemenpar bersama Disbudpar Aceh menggelar FGD sosialisasi dan uji publik penyusunan rencana aksi pengembangan wisata halal regional satu yang diikuti berbagai pemangku kepentingan.
Kegiatan yang ikut mneghadirkan narasumber dari Tim Percepatan Pariwisata, Sumaryadi dan Pakar Ekonomi, Iskandarsyah Madjid ikut membahas terhadap Desain Strategi dan Rencana Aksi (DSRA) yang perlu disiapkan dan diperbaiki guna mewujudkan Aceh Sebagai Destinasi Wisata Halal terbaik di masa mendatang.
Wisatawan asing berada di halaman Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, NAD. ANTARA/Ampelsa
Dalam pertemuan lintas sektoral tersebut, dibahas berbagai hal, salah satunya pemetaan pariwisata halal. Yaitu meliputi Banda Aceh dan Aceh Besar untuk budaya yang meliputi atraksi unggulan Masjid Raya Baiturrahman, Pantai Lampuuk, Museum Tsunami, PLTD Apung, selancar angin, selancar layang, Museum Negeri Aceh, Taman Sari Gunongan, Pulau Tailana dan Pantai Ulee Lheu.
Kemudian, Sabang dengan destinasi alam meliputi tugu Pulau Weh, snorkeling Pantai Iboih, Tugu Kilometer 0, Pantai Iboih dan Pantai Sumur Tiga. Aceh Jaya dengan alam yang meliputi Teluk Rigaih, Gunung Geurutee, Pasi Saka, Pulau Tsunami dan Arung Jeuram Sungai Teunom.
Selanjutnya Dataran Tinggi Gayo dengan mengusung konsep alam dan budaya yang meliputi Danau Laut Tawar, Gua Loyang Koro, Pantan Terong, Wih Terjun dan Pantai Menye.
Pengembangan pariwisata halal selanjutnya adalah Singkil Pulau Banyak dengan konsep alam yang meliputi snorkeling, Hopping Island, dermaga Singkil, Desa ulo Saruk, Pulau Panjang, Rangit, Melelo, Palambak, Tailana, Sikandang, Asok dan Lambudung.
Beragam upaya dan persiapan yang disusun tersebut sejalan dengan keinginan yang dicita-citakan, yakni Aceh sebagai Destinasi Wisata Halal Terbaik di Indonesia.*