TEMPO.CO, Jakarta - Light Rail Transit atau LRT atau kereta layang ringan saat ini sudah menjadi sarana hiburan baru bagi masyarakat Sumatera Selatan sejak diresmikan 15 Juli tahun lalu.
Baca juga: Ini Istimewanya LRT: Staf Milenial, Layanan Hotel Bintang Lima
Hal ini karena banyak masyarakat memanfaatkan sarana transportasi massal itu untuk memenuhi kebutuhan hiburan bersama keluarga.
Hal ini bisa disaksikan dari penampilan kebanyakan penumpang kereta listrik tersebut yang menikmati perjalanan bersama keluarga dan hanya sedikit yang menumpang untuk tujuan keperluan pribadi seperti menuju Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang untuk pergi menggunakan pesawat.
Ditambah lagi dengan ramainya kereta pada waktu hari libur seperti Sabtu dan Minggu, dengan penumpang berbagai usia, tua, muda hingga anak-anak.
Ini menunjukkan kereta yang setiap hari beroperasi tersebut masih menjadi sarana wisata bagi masyarakat Sumsel daripada sebagai sarana transportasi.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru sebelumnya memang mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menggunakan transportasi massal tersebut bila berpergian ke Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.
Rangkaian Light Rail Transit (LRT) Palembang melintas di atas Sungai Musi, Palembang, Sumatra Selatan, Senin, 23 Juli 2018. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Ia menjanjikan kereta layang ringan tersebut lebih nyaman sehingga sangat menyenangkan untuk digunakan. Selain itu, kereta listrik tersebut juga akan menghindarkan masyarakat dari kemacetan yang makin parah akhir-akhir ini.
Pemberangkatan kereta layang ringan itu juga dijadwalkan ada setiap hari, dari pagi hingga malam hari dengan rute Kompleks Olahraga Jakabaring hingga bandara dan dengan target mencapai 96.000 penumpang per hari.
Oleh karena itu, ujar dia, sudah saatnya masyarakat beramai-ramai menggunakan kereta listrik tersebut untuk keperluan bisnis atau pekerjaan yang membutuhkan bepergian ke luar provinsi melalui Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.
Gubernur juga mengimbau kepada pihak Bandara agar penumpang yang datang dan pergi diarahkan untuk menggunakan kereta yang sebelumnya dipersiapkan untuk transportasi Asian Games tersebut.
Selain itu kereta yang dibiayai pemerintah pusat dengan menghabiskan dana sedikitnya Rp9-10 triliun itu diharapkan juga bisa menjadi sarana untuk mempromosikan daerah.
Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Sumsel Akhmad Najib memaklumi kesenangan masyarakat menjadikan kereta tersebut sebagai sarana hiburan.
Menurut dia, untuk sementara ini LRT memang masih menjadi sarana hiburan bagi masyarakat karena kereta layang ringan itu juga melalui jalur objek wisata daerah Sumsel.
LRT antara lain melalui Pasar Cinde yang merupakan pasar khas Palembang. Selain itu, kereta yang melayang di atas itu juga melalui Masjid Agung serta bersejajar dengan Jembatan Ampera yang menyeberangi Sungai Musi.
Ini berarti kereta ringan tersebut memang juga diminati untuk melihat-lihat tempat-tempat wisata sekaligus bersejarah di kota Palembang.
Tampaknya masyarakat juga penasaran untuk mencoba LRT pertama di Indonesia tersebut.
Selanjutnya, LRT ini nyaman, mudah dan cepat. Siapa yang membuatnya?