TEMPO.CO, Singaraja, Bali - Sektor pariwisata membutuhkan berbagai unsur pendukung, salah satunya dokter yang memahami layanan kesehatan untuk wisatawan. Rektor Universitas Pendidikan Ganesha atau Undiksha Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, I Nyoman Jampel mengatakan dokter yang melek dengan pariwisata menjadi kebutuhan yang harus diperhatikan.
Baca: Daftar 10 Kota Paling Sehat Dunia, Kota Denpasar Masuk
"Sebab itu kami mengundang stakeholder terkait, dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Dinas Pariwisata, dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia untuk memberikan masukan demi peningkatan kualitas sumber daya manusia," kata I Nyoman Jampel. Dengan begitu, lulusan Fakultas Kedokteran Undiksha memiliki kompetensi melampaui yang lain.
Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, I Nyoman Sutrisna mengatakan pelayanan kesehatan yang prima menjadi salah satu bagian dalam mewujudkan kenyamanan dalam berwisata. Ditambah lagi perkembangan pariwisata di Kabupaten Buleleng dalam beberapa tahun belakangan semakin meningkat, baik untuk kunjungan domestik maupun mancanegara.
"Ini perlu mendapat perhatian serius. Tidak hanya pada pelayanan umum di objek wisata, tetapi juga aspek penanganan kesehatan," katanya. I Nyoman Sutrisna mencontohkan ketika ada kunjungan wisatawan yang menggunakan kapal pesiar di Pelabuhan Celukan Bawang beberapa waktu lalu, ada wisatawan mancanegara yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
Baca juga: Harga Tiket Pesawat Domestik Naik, Pariwisata Bakal Terpukul
Direktur RSUD Buleleng, Gede Wiartana mengatakan belum ada dokter khusus kepariwisataan di rumah sakit tersebut. "Kalau pasien warga negara asing sudah ada dengan berbagai keluhan sakit," ucapnya. Seorang dokter pariwisata bukan hanya menguasai ilmu kedokteran, namun juga memiliki kompetensi lainnya, misalnya kemampuan berbahasa asing dan memahami tata laksana pemeriksaan kesehatan bertaraf internasional.