2. Stasiun Tanjung Priok
Dari Pasar Ular Permai, membayar ongkos Rp3.000 untuk angkutan kota, rombongan kemudian tiba di Stasiun Tanjung Priok.
"Ini peninggalan jaman Belanda dari abad 18. Setelah tahun 1980-an enggak dipakai, kemudian dipakai kembail pada 2000-an, diresmikan pada 2010," ujar Ira.
Benar saja, saat memasuki stasiun, seakan dibawa ke masa lalu dengan atap melengkung dan tinggi, terkesan megah.
Wajar rasanya jika Ira juga menyebutkan bahwa stasiun ini sering kali dijadikan tempat pengambilan video musik atau iklan.
Ira kemudian bercerita bahwa pada saat peresmiannya menjadi stasiun penumpang, ditemukan bunker yang kabarnya terhubung ke pelabuhan. "Disinyalir untuk mengambil barang-barang biar enggak diketahui pribumi," kata Ira.
Tak hanya menuju pelabuhan, cerita yang beredar di masyarakat bunker tersebut juga menuju Stasiun Kota Tua dan bahkan pulau Onrust di Kepulauan Seribu.
3. Kampung Warteg Enim
Waktu makan siang tiba, deretan warung di kawasan Jalan Ende menjadi tempat untuk mengisi perut. Letaknya tak jauh dari Stasiun Kota, sekitar 10 menit jika ditempuh dengan jalan kaki.
Warteg Nabila, Warung nasi di Kampung Warteg Enim, Jakrta Utara (Sabtu 5 Januari 2019 (AntaraNews)
Kawasan ini bisa disebut kampung warteg, deretan warung berjajar menawarkan beraneka macam menu. Sop Iga Sapi di Warteg Nabila menjadi pilihan untuk mengisi perut yang keroncongan.
Dari penuturan pemilik warteg, warung di kawasan ini buka 24 jam selama 7 hari, layaknya warung makanan cepat saji. "Liburnya cuma waktu Lebaran," kata dia.
Satu mangkuk Sop Iga Sapi datang lengkap dengan nasi putih bertabur bawang merah di piring lain. Kuah bening sop menggoda untuk diseruput. Rasanya simpel, sederhana, namun nikmat.
Kuah beradu daun bawang, serta sayur kol dengan tekstur yang masih renyah menjadi perpaduan yang apik, selain "sang pemeran utama" tiga potong Iga berukuran lumayan besar yang bisa dikatakan cukup murah untuk porsi dengan harga Rp23.000.
Berikutnya mengintip bangunan Masjid an Gereja yang dibangun berdampingan.