TEMPO.CO, Kupang - Bunga Sakura yang selama ini identik dengan Jepang juga bisa tumbuh di daerah kering Sumba Timur, Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Sebab itu, Pemerintah Kabupaten Sumba Timur akan mengembangkan keberadaan bunga sakura ini sebagai objek wisata baru di ujung timur Pulau Sumba.
Baca: Bunga Sakura Mekar Bulan Maret, Ini Tip Menikmatinya di Jepang
Bupati Sumba Timur, Gidion Mbilijora mengatakan segera menumbuhkembangkan bunga sakura sebagai salah satu tujuan wisata baru di sana. "Ada ratusan anakan pohon sakura yang sedang diperbanyak oleh Dinas Lingkungan Hidup. Siap dikembangkan secara besar-besaran mulai 2019 ini," kata Gidion Mbilijora.
Pengembangan objek wisata baru ini dimulai dengan penanaman anakan pohon sakura di sejumlah titik di dalam Kota Waingapu. Di antaranya di depan Kantor Bupati, Lapangan Pemuda, dan Taman Kota. Setelah itu, bunga sakura akan dikembangkan di padang-padang sabana karena cocok di daerah kering. "Tapi harus ada yang menjaga supaya tidak dirusak ternak liar," ujar Gidion.
Sejumlah pengunjung menikmati keindahan pohon bunga sakura yang bermekaran di East Lake Cherry Blossom Park, Wuhan, Cina, 9 Maret 2018. REUTERS/Stringer
Pohon sakura mulai berbunga sekitar bulan September dan bisa bertahan hingga lebih dari dua bulan. Dengan durasi mekar yang cukup lama ini, maka bunga sakura bisa menjadi daya tarik wisata yang bertahan dalam beberapa bulan.
Baca juga: Bunga Sakura di Kebun Raya Cibodas Sedang Bermekaran
Gideon berharap nantinya Sumba Timur tidak hanya dikenal dengan wisata alam sabana, pantai yang indah, keunikan megalitik, kuda sandelwood, dan kain tenun, namun ditambah lagi dengan objek wisata baru, yaitu bunga sakura.