Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kongko di Boulevard Kotabaru, Spot Anyar di Area Heritage Yogya

image-gnews
Lokasi Boulevard Kotabaru yang memanjang di tengah Jalan Suroto itu berada di kawasan heritage Kotabaru, Yogyakarta. Tempo/Pino Agustin Rudiana
Lokasi Boulevard Kotabaru yang memanjang di tengah Jalan Suroto itu berada di kawasan heritage Kotabaru, Yogyakarta. Tempo/Pino Agustin Rudiana
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta – Boulevard Kotabaru bisa jadi bagian dari ruang publik baru di Kota Yogyakarta. Lokasi boulevard yang memanjang di tengah Jalan Suroto itu berada di kawasan heritage Kotabaru. Panjangnya 580 meter dari pertigaan Jalan Sudirman hingga pertigaan Stadion Kridosono. Pohon-pohon perindang sudah lama ditanam di boulevard itu. Namun sejak ditata yang merupakan bagian dari revitalisasi kawasan heritage Yogyakarta, ada yang baru di boulevard itu.

Sejumlah kursi kayu berkaki besi yang bisa memuat 2-3 orang dipasang di sana. Diterangi lampu-lampu taman kota yang cukup terang di malam hari. Kemudian diperindah dengan bunga-bunga anggrek warna putih dan ungu dan tanaman paku tanduk rusa yang dirangkai pada pepohonan. Juga sepetak taman kecil di ujung utara boulevard. Area tersebut juga difasilitasi sarana untuk difabel, seperti ram atau bidang miring yang bisa dilalui kursi roda, juga jalur kuning dan perak yang dibuat timbul pada bidang lantai untuk membantu difabel netra.

Sementara di kiri kanan boulevard ada bangunan-bangunan lawas bergaya Indische yang telah dialihfungsikan menjadi gedung Perpustakaan Kota Yogyakarta, toko buku, gedung pameran seni, juga sejumlah kafe. Kian cocok untuk menjadi lokasi tongkrongan anak-anak muda.

“Tapi kalau nongkrong di sini, parkirnya (kendaraan) enggak boleh di pinggir sini,” kata Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X sembari menunjuk tepi boulevard usai meresmikan Boulevard Kotabaru, Jumat, 21 Desember 2018 malam.

Sayangnya, belum ada penyediaan kantong-kantong parkir di sana. Sultan memberi alternatif lokasi parkir di jalan-jalan sayap di seputaran boulevard. Persoalannya, jalan-jalan tersebut tidak cukup lebar. “Nanti akan ada tempat penitipan parkir baru,” kata Sultan.

Baca Juga: Boulevard Kotabaru Yogya Diresmikan, Hadiah untuk Tahun Baru

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti menyarankan menggunakan area luar Stadion Kridosono untuk lokasi parkir. Pengunjung harus bersedia berjalan kaki sekitar setengah kilometer lebih dari Kridosono menuju ujung utara boulevard. “Kalau panjang boulevard 580 meter,” kata Haryadi.

Sultan juga meminta kesadaran agar pengunjung maupun warga Yogyakarta untuk menjaga keindahan area tersebut dengan tidak melakukan aksi vandalisme. Juga dilarang untuk membuang sampah sembarangan. “Jangan seperti Malioboro. Sudah disediakan tempat sampah, tapi masih membuang sampah sembarangan,” kata Sultan yang meminta standar kualitas fasilitas di Boulevard Kotabaru setara dengan di Malioboro yang diharapkan bisa awet.

Haryadi menjanjikan akan menempatkan sejumlah petugas tak berseragam untuk bertugas melakukan pengamanan di sana. Dia menambah larangan lain, yaitu tidak mengizinkan pedagang kaki lima berjualan di sana. Di sisi lain area itu akan dilengkapi fasilitas Wi Fi untuk berselancar di dunia maya. “Menjadi tongkrongan anak muda itu harus bersih, tertib, dan aman,” ujar Wali Kota Yogya.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

2 hari lalu

Kendaraan antre memasuki kawasan Jalan Malioboro Yogyakarta, Jumat 12 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

Pemudik maupun wisatawan yang masuk ke Yogyakarta dengan kendaraan pribadi tak sedikit yang melewati jalur alternatif.


Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

2 hari lalu

Tempat khusus parkir Ngabean Yogyakarta yang menjadi lokasi parkir bus untuk wisatawan Malioboro pada Kamis, 29 Oktober 2020. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

Pemerintah Kota Yogyakarta mengantisipasi aksi nuthuk harga dengan membuka kanal aduan melalui media sosial.


Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

7 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.


Mudik ke Yogyakarta, Ketahui Jalur Utama dan Alternatif untuk Antisipasi Kemacetan

20 hari lalu

Kawasan Titik Nol Kilometer, ujung Jalan Malioboro Yogyakarta tampak lengang saat pelaksanaan Pemilu pada Rabu siang, 14 Februari 2024. (Tempo/Pribadi Wicaksono)
Mudik ke Yogyakarta, Ketahui Jalur Utama dan Alternatif untuk Antisipasi Kemacetan

Yogyakarta memiliki empat jalur yang utama sedangkan jalur alternatif ada tujuh, bisa digunakan pemudik saat libur Lebaran.


Sepotong Yogya di Belantara Jakarta

26 hari lalu

Sepotong Yogya di Belantara Jakarta

Sejumlah restoran serta kedai kopi di Jakarta dan sekitarnya menyuguhkan tema ala Yogyakarta untuk nostalgia. Menu mirip kuliner di Yogyakarta.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

37 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

42 hari lalu

Pasar Kangen Wiwitan Pasa di halaman Polda DI Yogyakarta berlangsung 7-9 Maret 2024. (Dok. Istimewa)
Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

Wiwitan Pasa di Yogyakarta menyuguhkan Pasar Kangen, semacam pasar tradisional dengan beragam kuliner jadul dan panggung hiburan.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

44 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Diwarnai Berbagai Aksi Jelang Pemilu, Sultan HB X Dorong Warga Jaga Yogyakarta Tetap Adem

12 Februari 2024

Gubernur DIY Sri Sultan HB X saat deklarasi damai Pemilu 2024 di Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Diwarnai Berbagai Aksi Jelang Pemilu, Sultan HB X Dorong Warga Jaga Yogyakarta Tetap Adem

Gerakan menjaga Yogyakarta damai dalam Pemilu 2024 telah dirintis Sultan Hamengku Buwono X sejak Oktober lalu.


Kasus Penyekapan di Kandang Anjing oleh Bos D`Paragon Yogya, Polisi Bakal Panggil Lagi Dokter Kecantikan

11 Februari 2024

Konferensi pers kasus dugaan pemerasan, penyekapan dan kekerasan seksual yang dilakukan pemilik kos eksklusif di Yogyakarta terhadap rekan bisnisnya di Polda DIY, Rabu,7 Februari 2024. TEMPO/Pito Agustin Rudiana
Kasus Penyekapan di Kandang Anjing oleh Bos D`Paragon Yogya, Polisi Bakal Panggil Lagi Dokter Kecantikan

Kasus penyekapan dan penculikan yang dilakukan pasutri pengusaha kos eksklusif D'Paragon itu ditangani dua kepolisian daerah berbeda.