Seiring bertambahnya permintaan kain kebanggaan warga ujung barat Pulau Bangka tersebut, Pemerintah Kabupaten Bangka Barat dalam beberapa tahun terakhir mencoba menumbuhkan penenun cual muda agar bisa menjaga warisan budaya lokal bernilai tinggi tersebut.
"Pelatihan menenun sudah dilakukan beberapa kali, selain itu bantuan alat, bahan dan pemasaran juga terus dilakukan agar cual Mentok semakin dikenal di pasar nasional dan internasional," kata Kepala Bidang Perindustrian Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Kabupaten Bangka Barat Agus Setyadi.
Pada akhir 2018, pemerintah daerah setempat menyalurkan bantuan 10 alat tenun gedogan untuk memotivasi sekaligus meringankan beban modal usaha para perajin cual di daerah itu.
Kain tenun cual Mentok Khas Bangka. (wikipedia.org)
Selain bantuan alat, para perajin juga mendapatkan bantuan bahan benang, pewarna tekstil, dan pelatihan agar mereka semakin terampil memproduksi kain tenun. Bantuan alat tenun gedogan itu merupakan kali kedua, setelah pada 2015 pemkab memberikan bantuan 20 unit. Selain bantuan dari pemerintah kabupaten, pada tahun ini perajin tenun di Muntok juga mendapatkan bantuan lima alat tenun bukan mesin dari Bank Indonesia.
Saat ini perajin aktif yang masih bertahan menggeluti usaha tenun dengan pola gedogan berjumlah delapan orang, sedangkan yang menggunakan alat tenun bukan mesin empat orang. Jumlah tersebut sudah cukup bagus karena usaha tenun termasuk usaha yang kurang diminati masyarakat. "Kami optimistis ke depan jumlah perajin akan semakin bertambah seiring tumbuhnya kepariwisataan daerah," katanya.
Menurut dia, kendala utama yang dihadapi perajin cual Mentok saat ini kurangnya minat konsumen membeli kain tenun khas tersebut. Pola pemasaran dengan mengikuti berbagai pameran lokal, regional, dan nasional sudah sering dilakukan, namun belum memberi dampak signifikan dalam meningkatkan jumlah pembeli kain cual perajin di Muntok.