TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata Arief Yahya menargetkan tahun 2019, wisatawan halal tourism mencapai 5 juta atau tumbuh 42 persen dari 2018 yang mencapai 3,5 juta. Target kunjungan wisman wisata halal pada 2019 pun mencapai 25 persen dari target 20 juta kunjungan wisman.
Menurut Arief Yahya, pertumbuhan tinggi wisata halal Indonesia sangat diperlukan untuk menyakinkan pelaku bisnis terhadap bisnis halal tourism di Tanah Air yang memiliki 3S menarik yaitu size market lebar, sustainable growth tinggi, dan spread labanya besar.
“Selama ini kita selalu kalah dengan pesaing dari negara tetangga kita baik dari size dan growth-nya,” katanya dalam acara peluncuran Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2019 di di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona.
Arief Yahya mengatakan, Indonesia menargetkan menjadi destinasi wisata halal terbaik dunia 2019. “Kita tahun depan ingin menjadi ranking pertama sebagai destinasi pariwisata paling ramah terhadap wisatawan muslim dunia versi GMTI. Saat ini kita di peringkat ke-2 bersama-sama dengan Uni Emirat Arab, sedangkan sebagai peringkat pertama adalah Malaysia,” katanya.
Ia menyebutkan dengan naiknya Indonesia berada di peringkat pertama akan memudahkan kita dalam merebut pasar wisata halal global yang diproyeksikan jumlah pengeluarannya mencapai US$ 220 miliar pada 2020 mendatang.
Baca Juga:
Indonesia Bertekad Raih Peringkat Pertama Wisata Halal Dunia 2019
3 Destinasi Halal untuk Liburan Ramadan dan Lebaran
CEO Crescent Rating & Halal Trip Fazal Bahardeen mengatakan, Indonesia mempunyai peluang besar untuk mewujudkan itu. “Melihat keindahan alam dan kekayaan budayanya, pariwisata menawarkan peluang pertumbuhan yang besar bagi Indonesia. Dengan posisinya sebagai negara muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki infrastruktur inti dan juga lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan muslim,” katanya.
Indonesia secara konsisten berusaha meningkatkan posisinya di GMTI. Pada 2015 berada di peringkat ke-6 dunia, 2017 beranjak ke peringkat 3, dan 2018 berada di peringkat ke-2 bersama-sama dengan Uni Emirat Arab. Dan ada 10 provinsi yang termasuk dalam indeks (IMTI) tahun ini yaitu Aceh, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Lombok (Nusa Tenggara Barat). Dari 10 destinasi tersebut IMTI menetapkan Lombok berada di peringkat pertama kemudian diikuti Aceh, dan Jakarta. Selanjutnya Sumbar, Yogya, Jabar, Jatim, Jabar, dan Sulsel.