TEMPO.CO, Jakarta - Sore apalagi di tengah hujan, secangkir kopi menjadi teman yang menarik. Nah bila berada di Bengkulu jangan lewatkan untuk mencicipi kopi arabika wine. Kopi yang tumbuh di Bukit Kaba, Kabuten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu ini memiliki cita rasa buah pear yang tentunya memikat lidah para pencinta kopi.
"Arabika Bukit Kaba kini menjadi tren dan dicari para penikmat kopi dari berbagai daerah, karena memiliki cita rasa wine dengan after taste buah pear," kata pemilik Kedai Kopi Anak Tu, Julius Samsu di Bengkulu.
Kedai Kopi Anak Tu yang berdiri sejak beberapa tahun lalu ini memang menawarkan pilihan arabika wine Bukit Kaba sebagai suguhan andalan disamping espresso dan berbagai varian seduhan kopi lainnya. "Cita rasa buah pear itulah yang menjadi incaran orang-orang penyuka kopi saat berkunjung ke sini," ujar Julius yang sebelumnya berprofesi sebagai barista itu.
Dia menjelaskan, kopi wine diproses menggunakan teknik fermentasi dengan memasukan ceri kopi ke dalam kantung-kantung plastik. Petani mendiamkan ceri selama 3-6 bulan. Semakin lama penyimpanan, maka hasil fermentasinya akan semakin sempurna.
Ketika proses fermentasi berlangsung, rasa manis dan aroma wangi kulit ceri merah secara perlahan meresap ke dalam biji kopi. DNA biji kopi akan mengikat rasa dan aroma tersebut, lalu kemudian kopi dijemur hingga kering.
"Setelah mengering, kopi akan digiling untuk melepaskan kulit ceri yang mengeras dan selanjutnya menuju proses roasting. Proses panjang itulah yang membuat kopi memiliki cita rasa wine dan buah pir," jelasnya.
Lebih lanjut dia menerangkan, sensasi wine dan pir akan semakin kuat apabila kopi diseduh menggunakan teknik cold brew, cold drip, maupun aeropress. "Dengan teknik penyeduhan itu akan mengeluarkan semua unsur kimia kopi, sehingga rasanya menjadi lebih kaya," ujar Julius.
Salah seorang penikmat kopi, Ahmad Apan mengatakan, kopi arabika wine Bukit Kaba yang bercitarasa buah pear ini terkesan lembut saat melewati pangkal lidah, terutama ketika disajikan dingin dengan es batu. "Betul-betul unik. Kopi arabika yang identik dengan asam justru terasa lembut seperti meminum sari buah pear, namun tetap dengan aroma khas kopi," ungkapnya.
Baca Juga:
Akan Ada Kapal Wisata yang Nyaman Menuju Pulau Tikus Bengkulu
Pulau Baai di Bengkulu Akan Jadi KEK Pariwisata
Di tempat terpisah, Pelaksana Tugas Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengungkapkan, kontur tanah dan geografis Bengkulu telah menciptakan rasa unik biji kopi. "Banyak orang menyampaikan kepada saya jika kopi dari Bengkulu terasa nikmat. Pohon-pohon kopi yang ditanam di dataran tinggi itu berdampingan dengan laut, sehingga menjadikan kopi Bengkulu perpaduan rasa antara pesisir dan pegunungan," tuturnya.
Rohidin menyampaikan, pemerintah saat ini tengah berupaya mengembangkan potensi kopi dari berbagai daerah di Provinsi Bengkulu, baik itu dari sektor hilir maupun hulu guna mendorong laju pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah di antaranya peningkatan nilai produksi biji kopi, pembangunan industri pengolahan hingga memperluas kran ekspor ke berbagai negara.
ANTARA