Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Kerajaan Boti-NTT yang Memegang Teguh Adat dan Tradisi

image-gnews
Warga Suku Boti menyiapkan peringatan meninggalnya ibu Raja di Desa Boti di kecamatan Kie, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, 4 Oktober 2018. Suku Boti merupakan keturunan dari suku asli pulau Timor, Atoni Metu. TEMPO/ Nita Dian
Warga Suku Boti menyiapkan peringatan meninggalnya ibu Raja di Desa Boti di kecamatan Kie, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, 4 Oktober 2018. Suku Boti merupakan keturunan dari suku asli pulau Timor, Atoni Metu. TEMPO/ Nita Dian
Iklan

TEMPO.CO, Boti-NTT - Satu truk yang mengangkut seekor sapi besar tiba di pelataran kediaman Raja Boti, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, pertengahan Oktober lalu. Sekitar enam warga Kampung Adat Boti bergotong-royong menurunkan sapi tersebut kemudian membawanya ke halaman belakang rumah raja. Di samping Ume Kbubu atau rumah bulat itu, puluhan laki-laki maupun perempuan meriung di bawah atap temporer yang terbuat dari pelepah dan daun lontar. Mereka sibuk menganyam daun lontar untuk dijadikan baki.

Puluhan orang lainnya sedang masak besar di dapur yang beratap pelepah dan daun lontar juga. “Kami sedang persiapan untuk memperingati dua tahun kematian ibu raja,” kata Oni Sae, salah satu warga Kampung Adat Boti. Saat Tempo bertandang dengan membawa pinang-sirih sebagai tanda bertamu, Oni langsung mempersilakan kami ke Lopo (pendopo). Lopo yang juga rumah bulat terbuka itu berada di depan Ume Kbubu.

Menurut Oni, keluarga Raja Boti, Namah Belu, memotong seekor kambing setiap hari untuk memberi makan kepada warga yang bergotong-royong menyiapkan segala keperluan peringatan kematian ibu raja tersebut. Kambing goreng itu pula yang disajikan untuk tim Tempo. “Setiap tamu yang datang harus menyicipi hidangan kami.”

Oni mengatakan persiapan itu sudah dilakukan selama dua pekan. Peringatan kematian kemungkinan bakal dilaksanakan satu atau dua bulan kemudian. Keponakan raja, Pah Sae, mengatakan acara besar itu butuh persiapan yang lama karena mereka mengumpulkan segala keperluannya perlahan-perlahan. Dalam acara peringatan nanti dibutuhkan ratusan ternak dan ayam.Warga Suku Boti menyiapkan peringatan meninggalnya ibu Raja di Desa Boti di kecamatan Kie, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, 4 Oktober 2018. Suku Boti merupakan keturunan dari suku asli pulau Timor, Atoni Metu. TEMPO/ Nita Dian

Berkaca pada peringatan kematiah ayah Raja Boti Namah Belu, Usif Nune Belu, delapan tahun yang lalu, saat itu mereka mesti menyediakan 2 ekor sapi, 100 kambing, 200 babi, dan ratusan ayam.

Pada peringatan kematian ibu raja ini tak jauh beda. Sapi yang diangkut menggunakan truk itu akan digunakan untuk keperluan adat ini. “Kalau ayah raja perlu dua ekor sapi, ibu raja satu ekor. Babi, kambing, dan ayam jumlahnya sama,” kata pemuda 25 tahun itu.

Hewan-hewan itu akan digunakan sebagai persamuan untuk para tamu undangan. Baki-baki dari lontar tadi yang menjadi wadahnya. Hampir semua hewan yang disiapkan merupakan peliharaan raja.  Menurut Pah, nanti akan hadir ribuan tamu undangan termasuk pejabat di Nusa Tenggara Timur di kampungnya. “Persiapan harus matang betul untuk menyambut para tamu,” ucap Pah.

Raja Boti, Usif Namah Benu, mengatakan peringatan ini sebagai warisan tradisi sehingga harus dilaksanakan. Ia tak memusingkan urusan biaya karena hampir semua kebutuhan tersedia dari alam.

Karena itulah, menurut Namah Benu, falsafah hidup warga Boti bahwa kesejahteraan dan kemaslahatan hidup hanya bisa didapat dengan menjaga dan merawat alam. Suku Boti sangat menghargai dan menghormati alam. Mereka menyadari bahwa kehidupannya sangat bergantung pada alam. “Kita manusia ini menjaga alam, maka alam akan menjaga kembali kita. Ini dipertahankan dari keturunan sampai sekarang masih berjalan,” ujar Namah.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Asal-Usul Tradisi Membangunkan Sahur di Indonesia

13 jam lalu

Sejumlah pemuda memukul bekas tong plastik sambil menyanyikan lagu-lagu religi saat berkeliling pemukiman untuk membangunkan sahur di Balakong, Malaysia, 26 Maret 2023. Sejumlah pemuda berkeliling pemukiman warga sembari memainkan musik dengan bekas tong plastik dan menyanyikan lagu religi untuk membangunkan sahur pada bulan Ramadan. REUTERS/Hasnoor Hussain
Asal-Usul Tradisi Membangunkan Sahur di Indonesia

Asal-usul tradisi membangunkan sahur di Indonesia diyakini telah eksis sejak Islam masuk ke Tanah Air dan memiliki sebutan berbeda di setiap daerah.


Pesona Wae Rebo, Desa di Atas Awan yang Diakui Dunia

5 hari lalu

Senja di desa adat Waerebo, 28 April 2017. Desa adat Waerebo terletak di atas ketinggian 1200 Mdpl di Kabupaten Manggarai, NTT. ANTARA FOTO
Pesona Wae Rebo, Desa di Atas Awan yang Diakui Dunia

Wae Rebo, desa di perbukitan Pulau Flores, NTT dinobatkan sebagai salah satu kota kecil tercantik di dunia oleh The Spector Index, serta diakui UNESCO


Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

12 hari lalu

Pemantauan daging segar oleh Pemkot Yogyakarta di pasar rakyat saat Ramadhan. (Dok. Istimewa)
Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

Kasus suspek antraks di Sleman dan Gunungkidul, Yogyakarta, itu diduga kembali terjadi karena adanya tradisi purak atau brandu yang berbahaya.


Rangkaian Tradisi Hari Raya Nyepi yang Sakral dan Penuh Makna

17 hari lalu

Umat Hindu membasuh kaki sembari memanggul sesajen untuk persembahan pada ritual Melasti di Pura Melasti Pantai Dupa, Palu, Sulawesi Tengah, Minggu, 10 Maret 2024. Upacara Melasti yang digelar sehari menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945 itu untuk meningkatkan Sradha dan Bhakti kepada para Dewata manifestasi Tuhan Yang Maha Esa, untuk menghanyutkan penderitaan masyarakat, menghilangkan papa klesa, dan mencegah kerusakan alam. ANTARA FOTO/Basri Marzuki
Rangkaian Tradisi Hari Raya Nyepi yang Sakral dan Penuh Makna

Nyepi bermakna sebagai hari kebangkitan, pembaharuan, toleransi, hingga kedamaian. Kenali tradisi Hari Raya Nyepi dalam berikut ini.


3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

20 hari lalu

Sejumlah warga mengikuti tradisi keramas bersama di bantaran Sungai Cisadane, Kota Tangerang, Banten, Selasa, 21 Maret 2023. Tradisi keramas bersama tersebut sebagai simbol membersihkan diri menjelang Ramadan. ANTARA FOTO/Fauzan
3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

Menjelang Ramadan, masyarakat di sejumlah daerah kerap melakukan berbagai tradisi unik.


Munggahan Artinya Apa? Ini Tujuan dan Kegiatan yang Dilakukan

21 hari lalu

Sejumlah warga makan bersama saat tradisi Munggahan di Alun-Alun Menes, Pandeglang, Banten, Senin, 20 Maret 2023. Tradisi munggahan yang dilaksanakan tiap tahun itu diikuti oleh ratusan warga dan siswa di daerah tersebut dengan tujuan untuk bersilaturahmi menjelang ibadah puasa Ramadan. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
Munggahan Artinya Apa? Ini Tujuan dan Kegiatan yang Dilakukan

Munggahan artinya merujuk pada tradisi asal Jawa Barat yang dilakukan untuk menyambut bulan suci Ramadan. Ini penjelasan lengkapnya.


Tradisi Unik di Desa Piplantri India, Tanam 111 Pohon setiap Anak Perempuan Lahir

21 hari lalu

Ilustrasi menanam pohon (Pixabay)
Tradisi Unik di Desa Piplantri India, Tanam 111 Pohon setiap Anak Perempuan Lahir

Tradisi di Desa Piplantri India menjadi simbol perayaan kehidupan sekaligus ikrar untuk menjaga lingkungan.


Arti Tradisi Padusan yang Dilakukan Masyarakat Jawa Jelang Ramadan

22 hari lalu

Sejumlah warga mengikuti tradisi keramas bersama di bantaran Sungai Cisadane, Kota Tangerang, Banten, Selasa, 21 Maret 2023. Tradisi keramas bersama tersebut sebagai simbol membersihkan diri menjelang Ramadan. ANTARA FOTO/Fauzan
Arti Tradisi Padusan yang Dilakukan Masyarakat Jawa Jelang Ramadan

Menjelang bulan Ramadan, masyarakat di Jawa melakukan beberapa tradisi, salah satunya adalah padusan. Lalu, apa arti tradisi padusan?


Tahun Kabisat 2024, Intip Perayaan 29 Februari yang Unik di Berbagai Negara

28 hari lalu

Ilustrasi tahun kabisat (Pixabay)
Tahun Kabisat 2024, Intip Perayaan 29 Februari yang Unik di Berbagai Negara

Tradisi tahun kabisat berbeda-beda di setiap negara. Ada yang merayakannya sebagai Bachelors' Day sampai makan sup mi babi.


Uniknya Perayaan Imlek di Semarang, Ada Tradisi Tuk Panjang Simbol Toleransi

47 hari lalu

Tradisi tuk panjang dalam menyambut perayaan Imlek yang berlangsung di kawasan Pecinan, Semarang, Kamis (8/2/2024). (ANTARA/Pemkot Semarang)
Uniknya Perayaan Imlek di Semarang, Ada Tradisi Tuk Panjang Simbol Toleransi

Tradisi tuk panjang biasanya dilakukan orang Tionghoa di rumah orang paling tua, tetapi di Semarang dilakukan di jalanan menjelang Imlek.