TEMPO.CO, Jakarta - Turis asal China ke Indonesia dalam lima tahun terakhir mengalami kenaikan sebanyak 275 persen. Pada 2017 lalu jumlah kunjungan turis China itu mencapai 2,06 juta di tahun 2017.
"Dalam lima tahun terakhir, kontak antar masyarakat telah memasuki fase baru. Telah terjadi banyak pertukaran baik dalam bidang pariwisata, pendidikan, media, aktifitas generasi muda dan olah raga," kata Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian saat memberikan pidato pembukaan dalam acara seminar Indonesia-China 5 Years of Comprehensive Strategic Partnership" di Jakarta, Selasa 27/11.
Tempat wisata mana saja yang digemarii turis dari China itu? Salah satunya adalah Sulawesi Utara. Pada September lalu, jumlah wisawatan yang ke sana mencapai lebih 11 ribu orang. "Wisman China yang datang sebanyak 11.182 orang atau sebesar 87,84 persen dari total wisman ke Sulut," kata Kepala Bidang Statistik dan Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Marthedy Tenggehi di Manado, Sabtu, 3/11.Wisatawan menikmati pemandangan hamparan awan di puncak Kampung Lolai, Kecamatan Kapalapitu, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, 22 Juni 2016. Puncak Lolai sering disebut-sebut sebagai Negeri di Atas Awan. Dok.TEMPO/Sakti S. Karuru
Selain itu, tempat lain yang mereka kunjungi adalah Kupang, Bali, dan Pulau Bintan. Kementerian Pariwisata mencatat 5.000 wisatawan asal Tiongkok menyerbu Bintan pada periode Februari hingga Maret 2018. "Gelombang pertama langsung 800 wisatawan. Mereka datang dari Hang Zhou dan Ningbo, Tiongkok," ujar Asisten Deputi Greater China Kementerian Pariwisata Vinsensius Jemadu, Jumat, 16 Februari 2018.
Sebelumnya telah dilaporkan bahwa Indonesia telah menjadi salah satu dari 10 besar negara tujuan wisatawan China di tahun 2017. Indonesia memang gencar melakukan promosi pariwisata di China karena potensi pasar di negara Tirai Bambu itu besar.
Pemerintah Indonesia menentukan target bahwa pada 2018 diharapkan kunjungan wisatawan China mencapai 2.6 juta kali.
Menurut Dubes Xiao Qian, hubungan antar masyarakat kedua negara harus terus diperkuat, karena hal tersebut menjadi salah satu kunci dari kemitraan bilateral dua negara yang kokoh. "Kita harus terus melakukan usaha yang konsisten untuk memperluas dan memperdalam pertukaran antar manusia di berbagai bidang,”
Pertukaran itu, menurut Dubes Xiao Qian, termasuk dalam bidang media, keagamaan, aktifitas generasi muda, olah raga dan pariwisata. Hal itu diperlukan guna mningkatkan dukungan publik atas hubungan Indonesia dengan Tiongkok.
Lima tahun yang lalu, pemimpin Indonesia dan China sepakat mengubah kemitraan komprehensif kedua negara menjadi hubungan komprehensif strategis. Sejak diubahnya status tersebut, Dubes Xiao meyakini bahwa hubungan bilateral Indonesia dan China kian mengalami kemajuan, termasuk di dalam hubungan antar masyarakat.
ANTARA | SYAIFUL HADI