TEMPO.CO, Pamekasan - Kampung Batik di Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur ini masih dalam masa persiapan peluncuran, tapi tampaknya sudah bisa menjadi alternatif wisata di musim libur akhir tahun 2018. "Jenis wisatanya adalah wisata budaya, yakni hasil kerajinan batik tulis warga Pamekasan," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemkab Pamekasan Bambang Edy Suprapto di Pamekasan, Minggu, 25/11
Saat ini Kampung Batik memang tengah dalam masa persiapan. Bupati Pamekasan Baddrut Tamam sempat melakukan inspeksi mendadak pembangunan gedung baru kampung batik pada Kamis, 22/11, lalu. "Saya ingin nuansa Batik Pamekasan ditonjolkan sehingga dengan demikian, maka batik Pamekasan akan lebih terkenal," ujar Baddrut Tamam saat itu.
Baddrut menginginkan agar lokasi Kampung Batik lebih dipercantik sehingga akan meancing kunjungan pelancong. Gazebo yang ada di sekitar lokasi, misalnya, ia minta didesain ala rumah khas Madura Tanean Lanjhang.
Baca: 3 Jurus Ridwan Kamil agar Angklung Bisa Mendunia
"Jadi nuansa Madura juga dapat. Dan orang datang kesini, tidak hanya untuk berbelanja batik semata, tapi juga bisa menikmati budaya Madura," ucap Baddrut. Dia berpesan pengelolaan Kampung Batikharus profesional, sehingga bisa memberikan dampak positif bagi pengembangan ekonomi masyarakat sekitar.
Nantinya, pengelolaan akan diserahkan kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). "Wisata Kampung Batik ini adalah milik desa, oleh karena itu pengelolaannya kami serahkan kepada desa. Desa saat ini kan harus ada BUMDes," ujar Bambang.
Ia menjelaskan Pemerintah Kabupaten Pamekasan akan membantu melengkapi kebutuhan sarana fisik dan penataan lokasi sesuai rencana induk kegiatan yang telah ditetapkan konsultan.
Kampung Batik ini terletak sekitar 7 kilometer ke arah barat Kota Pamekasan . Diharapkan dengan penetapan sebagai kampong batik, bisa menjadi pusat perekonomian masyarakat perajin batik di wilayah itu.
ANTARA