TEMPO.CO, Gianyar - Ubud di Kabupaten Gianyar, Bali, dinilai berpotensi menjadi tujuan wisata konvensi (MICE), setelah selama ini dikenal sebagai destinasi wisata alam. Berbagai acara seremoni, seperti acara pernikahan, konferensi, pertemuan, dan acara rapat-rapat oleh aparat pemerintah, kerap diadakan di Ubud.
"Biasanya tempat acara pernikahan, konferensi, pertemuan, rapat diadakan di Nusa Dua, Jimbaran dan Seminyak, tapi kini mulai bergeser ke Ubud," kata Lasta Arimbawa, GM Hotel Sthala, A Tribute Portfolio, di Ubud, Gianyar, Kamis, 22/11. Menurut dia order (permintaan) untuk acara pernikahan hingga rapat-rapat kementerian dan Pemerintah Provinsi mulai mengalir.
Hotel Sthala Ubud, di bawah pengelolaan jaringan Marriot International, juga makin kerap menerima pesanan sebagai tempat pernikahan dari warga asing dan WNI. Mereka juga sering menerima order menjadi tempat pertemuan atau rapat-rapat dari kementerian dan Pemprov.Ubud dan Nusa Dua menyemilirkan aura udara yang berbeda . Namun keduanya selalu memesona.
"Ubud yang awalnya terkenal sebagai tempat meditasi, yoga, dan keindahan alamnya yang nyaman untuk kegiatan bersepeda, ayunan (swing), trekking, kini mulai dilirik sebagai tempat yang bagus untuk acara pernikahan dan rapat," kata Lasta.
Tingkat hunian hotel yang beroperasi tahun 2016 itu mencapai 55 persen (pada 2017) dan tahun ini okupansinya diperkirakan mencapai 60 persen. "Para turis yang menginap di sini rata-rata menghabiskan waktu selama 2,5 hari," kata Lasta.
Tamu yang menginap di hotel masih didominasi wisatawan domestik sekitar 55 persen dan sisanya wisatawan mancanegara. Turis asing itu sebagian besar dari negara Eropa seperti Perancis, Jerman, Inggris dan Belanda, serta negara-negara Asia seperti Jepang, China dan Korea Selatan .
"Kegiatan mereka umumnya melakukan kegiatan bersepeda, yoga, dan trekking. Selain itu mereka juga mengunjungi destinasi wisata di Monkey Forest Ubud, melihat Puri Ubud, Tegalalang Rice Terrace, dan menikmati kuliner tradisional Bali," kata Lasta.
Menurut dia, berdasarkan masukan para turis dan biro perjalanan, Ubud sebagai destinasi wisata alam harus mampu mempertahankan dan menjaga keindahan alamnya sehingga turis makin banyak datang. "Para turis mengaku senang dan nyaman melihat keindahan alam Ubud setelah melakukan kegiatan bersepeda dan trekking."
Mengenai kemacetan, Pemkab Gianyar juga sudah mengantisipasi dengan membuat pusat parkir di Monkey Forest Ubud dan menindak tegas motor parkir sembarangan. Petugas lapangan seperti polisi dan DLLAJ juga selalu berjaga di persimpangan strtaegis menjaga kelancaran lalu lintas.
ANTARA