TEMPO.CO, Padang Aro - Kepala Bidang Tata Bangunan dan Jasa Konstruksi Dinas PUPR Solok Selatan Yance Bastian mengatakan pada bulan Desember 2018 akan dilaksanakan proses tender untuk proyek revitalisasi rumah gadang di kawasan seribu rumah gadang di Nagari Koto Baru. "Tender dilaksanakan di pusat sedang daerah menunggu hasil siapa pemenangnya," kata dia di Padang Aro, Rabu, 21/11.
Revitalisasi kawasan seribu rumah gadang Solok itu diintruksikan oleh Presiden Joko Widodo, dengan anggaran Rp110 miliar. Selain revitalisasi rumah gadang juga dilakukan pembangungan sejumlah fasilitas pendukung, seperti area peristirahatan, parkir, dan menara pandang yang berada di luar kawasan yang kini telah menjadi cagar budaya. Proses revitalisasi akan dimulai pengerjaannya awal 2019.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Solok Selatan, Sumatera Barat, Harry Trisna mengatakan kebutuhan material kayu untuk proses revitatalisasi rumah gadang itu sebanyak 685 meter kubik. Rumah gadang yang akan direvitalisasi berjumlah 35 unit dengan kategori kerusakan ringan, sedang hingga berat.
“Dan kayu yang akan digunakan untuk pengganti dengan kualitas terbaik dan ada sepuluh jenis yang sudah ditetapkan", kata dia.
Jenis kayu yang akan digunakan untuk revitalisasi rumah gadang itu adalah kayu jua, banio, timbalun, kruning, kuranji, kompe, meranti, surian, marsawa dan bayua.
Untuk rumah gadang rusak berat sebanyak 17 unit dibutuhkan kayu 425 meter kubik, rusak sedang 240 meter kubik dan rusak ringan 20 meter kubik dengan berbagai ukuran. “Yang paling besar mencapai 20-30 centimerer.”
Pemerintah setempat katanya, sudah berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan Sumbar melalui UPTD Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Hulu Batanghari untuk memperoleh kayu yang dibutuhkan. Menurut Harry KPHL sudah menjamin ketersediaan kayu-kayu tersebut. "KPHL sudah menyatakan bahan baku kayu untuk revitalisasi mencukupi," kata dia.
Saat ini tahap perencanaan revitalisasi sudah selesai dan sekarang masih menunggu informasi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia untuk persiapan lelang. Untuk masyarakat sekitar katanya, juga sudah siap menerima proses revitalisasi dan tidak ada lagi permasalahan. Mereka juga akan dilibatkan dalam proses revitalisasi.
"Dalam proses revitalisasi masyarakat setempat akan dilibatkan seperti penggunaan tenaga lokal untuk pengerjaannya," ujarnya.
Masyarakat mengusulkan ada 50 rumah gadang untuk direvitalisasi, tetapi saat ini yang akan diproses sebanyak 35 unit. Sebab mereka sudah terdaftar sejak awal sedangkan sisanya masih baru sehingga belum masuk dalam usulan ke kementerian.
“Untuk yang belum direvitalisasi kemungkinan kami akan mencarikan dana CSR perusahaan karena banyak yang berminat membantu," kata Harry. Saat ini ada tambahan dua unit rumah gadang yang dipersiapkan untuk direvitalisasi melalui dana CSR perusahaan.
ANTARA