TEMPO.CO, Jakarta - Ada banyak pilihan lokasi untuk liburan akhir tahun. Bila tak ingin menikmati laut, mungkin bisa pilih destinasi berhawa dingin. Apalagi di akhir tahun, ada orang yang ingin lebih banyak merenung dan hawa dingin tampaknya lebih cocok. Tak terlalu jauh dari Jakarta, Garut memiliki tawaran berlimpah untuk geowisata maupun ekowisata. Bisa mendaki hingga puncak, atau menikmati pemandangan dari titik tertentu. Bisa juga berkemah di kaki gunungnya, tergantung minat. Berikut 4 pilihannya.
1.Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi
Secara administratif kawasan konservasi ini berada di perbatasan tiga kabupaten, yaitu Bandung, Sumedang, dan Garut. Di timurnya terdapat Gunung Pasir Masigit dan di baratnya terdapat Gunung Kareumbi. Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi telah sejak tahun 1976 ditetapkan sebagai hutan dengan fungsi Taman Buru yang menjadi satu-satunya taman Buru di Jawa dan Bali.
Hingga saat ini dari arah Bandung, umumnya pengunjung memilih jalur Bandung – Rancaekek – Bypass Cicalengka – Sindangwangi – Tanjungwangi, berjarak 43 kilometer untuk mencapai pintu masuk utama yang berada di Kampung Leuwiliang (Desa Tanjungwangi, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung). Tersedia empat area berkemah. Bahkan disewakan juga rumah pohon. Yang satu ini tentunya, tak perlu pendakian sama sekali.
Baca Juga:
Berburu Suara Kereta Api di Kawah Kamojang Garut
Chocodot World, Museum Cokelat di Garut
2. Gunung Papandayan
Gunung api aktif berketinggian 2.665 meter di bawah permukaan laut yang secara administratif tercatat sebagai bagian dari Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Hanya berjarak sekitar 70 kilometer sebelah tenggara Kota Bandung.
Tergolong cocok untuk pendaki pemula karena konturnya yang landai dan sumber air mudah ditemukan di beberapa pos. Bahkan juga tak perlu membawa bekal banyak karena warung pun sudah ada di puncak gunung. Jalan akses sepanjang 7 km dari Perkebunan Sedep menuju kawah Gunung Papandayan dibangun untuk memudahkan dicapainya titik ketinggian 2300 mdpl, bahkan dengan mobil. Para pesepeda pun kerap memilih jalur ini untuk mountain biking.
Ilustrasi lomba lari lintas alam Goat Run di Gunung Guntur, Garut. (goatrun.id)
3. Gunung Guntur
Gunung api ini telah tidur kurang lebih 168 tahun. Puncak yang biasa dijadikan akhir pendakian adalah Parupuyan dengan ketinggian 2.145 meter di atas permukaan laut, setelah melewati puncak Guntur dan Kabuyutan.
Sementara puncak tertinggi yang seringnya digaungkan, 2.249 mdpl dan dimiliki oleh Masigit. Tingkat kesulitan pendakian kompleks gunung api Guntur berada di atas Papandayan. Oleh karena itu menuntut persiapan fisik dan mental serta perlengkapan serius.
Pendaki di Gunung Cikuray, Jawa Barat. instagram.com
4. Gunung Cikuray
Gunung tua ini merupakan gunung dengan puncak tertinggi di Garut yakni 2.821 mdpl. Di Jawa Barat, di peringkat keempat. Jalur dan medan pendakian yang dimiliki – baik itu jalur Cikajang, Bayongbong, maupun Dayeuhmanggung –relatif menarik, terlebih jika memperhatikan kerucutnya yang begitu mencolok membelah langit. Hanya memang rata-rata terjal. Pendakian akan melewati juga perkebunan teh.
Akomodasi dan fasilitas di pendakian Cikuray tidaklah sama dengan Guntur apalagi Papandayan. Titik-titik mata air benar-benar terbatas. Sehingga untuk itu, tingkat persiapan segala keperluan harus jauh lebih baik dibandingkan dengan persiapan pendakian Guntur.