TEMPO.CO, Jakarta - Lazimnya, di Jepang ke mana pun akan menemukan suasana yang kental dengan ciri lokal. Di Kobe, Prefektur Hyogo, Jepang, tepatnya di Distrik Kitano-cho ada kawasan Ijinkan, yang unik dan sama sekali tak menunjukkan elemen budaya Jepang. Maklum, kawasan tersebut didesain pada era Meiji pada sebagai hunian orang asing. Terdiri dari 100 rumah, kini beberapa rumah lawas tersebut masih bisa dikunjungi karena sudah difungsikan sebagai museum.
Area ini banyak diburu turis karena sejarah dan sederet bangunannya yang unik. Sebagai kota pelabuhan, Kobe memang menjadi persinggahan beragam bangsa. Bangsa dari Eropa dan Amerika Serikat, di antaranya. Kerjasama perdagangan dengan AS telah dimulai sejak 1867 dan pelabuhan Kobe secara resmi dibuka pada 1867.
Dan mereka mendapat area khusus untuk hunian, diberinama Ijinkan Residendes di atas lahan seluas 27 hektare di Kitano-cho. Sebuah kawasan perbukitan, walhasil harus ada tenaga esktra untuk menyusuri jalan-jalan kecil di area yang kini bangunannya difungsikan sebagai kafe dan museum. Kini di jalan utamanya dikenal sebagai Yamamoto Street, terlihat turis hilir mudik hampir setiap hari.
Uroko House, salah satu rumah yang kental dengan arsitektur dan interior Eropa di Ijinkan Area, Distrik Kotano-cho, Kobe, Jepang. (japan.travel)
Ada beberapa rumah yang menarik dicermati. Di antaranya Uroko no le atau House Uroko yang dibangun pada era Meiji. Salah satu ikon dari kawasan tua ini. Cirinya berupa dua menara bundar di kedua sisi bangunan yang bentuknya seperti hong di pelabuhan. Hiasan dinding luarnya berupa lempengan yang disusun menyerupai sisik ikan. Menjadi museum sekaligus galeri. Kursi dan meja serta interior khas Barat dipertahankan seperti aslinya.
Tak jauh dari bangunan ini ada gedung Kitano Foreigners’ Association yang dibangun pada akhir era Meiji. Tamannya model taman di Inggris abad ke-19 dengan kapel kecil, dan sumur. Di sini lah, turis bisa menyewa gaun model Barat dan berfoto ala noni maupun tuan di masa silam.
Setelah memasuki beberapa rumah, saatnya kembali menuruni jalan kecil dan menemukan sekumpulan orang di halte yang berada di Yamamoto Street. Rupanya, mereka menanti City Loop Bus berupa bus retro berwarna hijau. Turis pun bisa keliling kota dengan jenis transportasi ini.
Baca Juga:
Makin Banyak Turis Indonesia ke Jepang, Ini yang Paling Banyak Dicari
Mengenang Masa Edo di Kurashiki Bikan Jepang
Mampir sejenak ke England House, yang berada di tepi jalan menjadi salah satu rumah yang tidak boleh dilewatkan selama mengitari Ijinkan. Dibangun pada 1907 oleh seorang arsitek Inggris. Jangan lewatkan juga Weathercock House yang dibangun 1909 dan juga Moegi House.
Di sini juga ada Italian House, French House, Dutch Museum and Fragnance House. Tak hanya dari Eropa, ada juga bangunan yang merupakan peninggalan pemerintahan Cina, dikenal sebagai Former Chinese Consulate. Setiap bangunan menerapkan tiket masuk, namun wisatawan bisa juga membelinya paket tiket. Kunjungan 2-8 rumah biayanya antara 600-3.000 yen. Rata-rata jam operasionalya antara pukul 09.30-18.00.
Kitano-cho, bisa dicapai dengan jalur kereta dengan turun di stasiun Shannomiya dan Shin-Kobe. Dilanjutkan jalan kaki sekitar 15 menit ke kawasan unik ini.