Meracik kopi dengan telanjang dada sudah menjadi kebiasaan. Selama 30 tahun menjadi barista sekaligus pemilik kedai kopi, ia tak pernah sekali pun meracik pesanan menggunakan baju atau kaus. Menurutnya, ini sudah menjadi identitas. Karena telanjang dada itu pulalah ia menjadi kesohor.
Sejumlah stasiun televisi swasta, majalah nasional, koran, dan surat kabar daring internasional pernah menulis kekhasan Asiang saat meramu kopi. Pria berkepala plontos itu mengaku bangga.
Selain karena cara membikin kopi, kedai Asiang terkenal karena sejarahnya. Tempat ngopi itu sudah berdiri sejak 1958. Ayah Asiang-lah yang pertama kali merintis. Selama 80 tahun berkiprah, keluarga Asiang menggunakan resep turun-temurun. Kunci utamanya ialah pada biji kopi. Kopi yang digunakan merupakan kopi asli Kalimantan Barat.Penampakan secangkir kopi robusta di Kedai Kopi Asiang Pontianak, Minggu, 4 November 2018. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Jenis kopi yang ia pakai ini robusta. Mulai proses penggorengan hingga penggilingan biji, keluarga Asiang melakukannya sendiri. Sedangkan dalam tiap seduhan, Asiang kudu memastikan benar bahwa air seduhan yang dipakai benar-benar mendidih. “Kalau takarannya, 1 teko 5 sendok kopi.”
Tak lama, kopi pesanan saya kelar ia racik. “Silakan, tanpa gula dan istimewa,” ujarnya. Aroma biji kopi langsung menyengat penciuman. Pada seruputan pertama, lekat terasa kopi jenis robusta yang punya karakter pahit menempel di lidah. Namun, buih-buih pada kopi yang dihasilkan dari tarikan teko itu rasanya mampu menetralkan rasa pahit.
Di tengah cuaca Kota Khatulistiwa yang sedang mendung kala itu, racikan kopi Asiang ini seketika langsung menghangatkan tubuh. Hmmm…. ada yang kurang. Saya keasyikan mencicipi kopi Asiang sehingga lupa mencari teman menyeruput kopi. Asiang lantas menawari saya kue bingke. Kue ini tak lain adalah penganan khas Pontianak yang mendunia. Rasa manis kue bingke yang mirip pie ini lantas membikin pagi menjadi harmonis.
Semakin siang, kedai Asiang kian ramai. Asiang memberikan sedikit rahasia. "Bila benar-benar ingin menikmati suasana menyeruput kopi, datanglah saat subuh," kata dia. Ya, kedai tua Asiang ini buka sedari pukul 04.00 WIB hingga 16.00 WIB. Namun, kalau lewat tengah hari, Asiang sudah beristirahat. Ia akan digantikan oleh anak buahnya.
Untuk mencicipi kopi di kedai Asiang, pengunjung tak perlu mengeluarkan bujet mahal. Secangkir kopi di warung ini dihargai Rp 6 ribu. Bila ditambah susu alias kopi susu, mereka membanderolnya Rp 9 ribu. Sedangkan jika kopi itu dibungkus, harganya menjadi Rp 11 ribu.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA (Pontianak)