Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Itik Ikut Berpacu di Etape 6 Tour de Singkarak di Payakumbuh

Reporter

image-gnews
Dua ekor itik terbang beradu kecepatan menuju garis finish saat gelaran lomba tradisional, Pacu Itiak, di sela berlangsungnya ajang balap sepeda Tour de Singkarak 2012 di Payakumbuh, Sumatera Barat, Rabu (6/6). Pacu Itiak (itik) merupakan satu olah raga tradisional khas Minangkabau, khususnya masyarakat wilayah Payakumbuh. ANTARA/Ismar Patrizki
Dua ekor itik terbang beradu kecepatan menuju garis finish saat gelaran lomba tradisional, Pacu Itiak, di sela berlangsungnya ajang balap sepeda Tour de Singkarak 2012 di Payakumbuh, Sumatera Barat, Rabu (6/6). Pacu Itiak (itik) merupakan satu olah raga tradisional khas Minangkabau, khususnya masyarakat wilayah Payakumbuh. ANTARA/Ismar Patrizki
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah itik sawah kut berpacu di etape enam balap sepeda Tour de Singkarak (Tds) 2018 di Payakumbuh, Sumatera Barat, Jumat sore, 9 November 2018. Namun, bukan sembarang itik yang ikut berlomba melintasi garis finish di depan Kantor Wali Kota Payakumbuh. Mereka adalah itik pembalap di tradisi khas pacu itik di Payakumbuh.

"Kebudayaan pacu itik ini sudah ada sejak 1927," kata Ketua Persatuan Terbang Itik Luhak Limapuluh, Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota Datok Parmato Alam ketika ditemui di Payakumbuh. Tradisi pacu itik telah dilestarikan secara turun temurun di kota ini.

Menurut Datok, sejarah pacu itik diawali dengan kejadian sehari-hari para petani di sawah setempat. "Kalau di Payakumbuh kan sawah pakai jenjang-jenjang. Pas orang ternak itik, itik dia lompat sawah jenjang itu, terbang dia. Di sana lah cikal bakalnya, itik ini ada potensi bisa terbang," kata Datok, yang juga Ketua DPRD Payakumbuh itu.

Pemerintah setempat pun sudah menjadikan pacu itik sebagai kalender tahunan di bawah pembinaan pemerintah kota dan kabupaten melalui Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga. Bahkan, dibuatkan turnamen dan gelanggang pacu itik. Ada enam gelanggang pacu itik di Kabupaten Lima Puluh Kota dan enam lagi di Kota Payakumbuh.

Turnamen pacu itik itu digelar pada bulan Juli setiap tahunnya. Dalam sepekan ada dua hari yang dipergunakan untuk menggelar Grand Prix Pacu Itik. Nomor yang dilombakan mulai dari 800 meter, 1.000 meter, 1.200 meter, 1.400 meter, dan 1,600 meter. "Ketika lomba, bisa ada 700 itik yang ikut per nomornya," ucap  Datok. Nomor 1.600 menjadi nomor yang paling bergengsi.

Baca Juga: 

Kampung Rendang Payakumbuh Memiliki Puluhan Jenis Rendang 

Bagikan Cinderamata, Solok Genjot Promosi saat Tour de Singkarak

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tahun 2017, pemerintah setempat menyediakan hadiah sepeda motor bagi para pemenang, sementara itu pada tahun ini disediakan tiga sapi simental sebagai hadiah utama.

Pemenang ditentukan berdasarkan itik yang terbang lurus dan tercepat mencapai garis finis. Itik yang dilombakan pun mayoritas adalah itik yang masih "perawan", betina usia empat hingga enam bulan yang belum pernah bertelur. "Masih gadis," ujar Datok.

Kenapa yang dipakai itik betina? "Kalau yang jantan bisa juga, tapi sayangnya yang jantan ini tidak mau melewati yang betina, tidak mau menang dia, sehingga itik ini mayoritas betina," kata Datok.

Harga seekor itik pacuan bisa mencapai ratusan ribu hingga dua juta rupiah. Para "atlet" pacu itik pun mendapat asupan makanan yang tidak sembarangan. Itik-itik pacuan bisa memiliki diet berupa ramuan yang dibuat dari telur dan bahan-bahan tradisional lain.

Sore itu, enam joki itik bersiap memegang itik-itik mereka sambil menuju aba-aba yang diucapkan pemandu lomba. Teknik para joki melepas itik ke udara menjadi penentu keberhasilan itik menyentuh garis finis. Tampak tiga itik berhasil melintasi finish, sementara yang lainnya mendarat sebelum garis akhir.

Kabut asap menyelimuti kawasan Lembah Harau, Limapuluhkota, Sumbar, Kamis (20/2). ANTARA/Iggoy el Fitra

Selain menikmati pacu itik, wisatawan yang sedang berkunjung ke Lima Puluh Kota dan Payakumbuh bisa juga menyempatkan diri mampir menikmati Lembah Harau, salah satu lembah terindah di Indonesia yang memiliki jajaran air terjun yang tinggi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Melihat Alek Bakajang, Tradisi yang Mempererat Persaudaraan di Kabupaten Lima Puluh Kota

2 hari lalu

Kapal kajang terparkir di Sungai Mahat Gunung Malintang, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra barat. Kapal ini disiapkan untuk perhelatan Alek Bakajang pada 13-17 April 2024. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Melihat Alek Bakajang, Tradisi yang Mempererat Persaudaraan di Kabupaten Lima Puluh Kota

Alek Bakajang diyakini masyarakat sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu, biasanya dilaksanakan tiga hari setelah Idulfitri.


Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

5 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Digelar Tujuh Hari, Tradisi Seblang Olehsari di Banyuwangi Dipadati Pengunjung

5 hari lalu

Penari Seblang mengenakan omprok (hiasan kepala) dari janur, daun pisang muda, dan hiasan bunga segar untuk menutup kepala dan wajah. Tradisi ini digelar 15-21 April 2024 (Diskominfo Kabupaten Banyuwangi)
Digelar Tujuh Hari, Tradisi Seblang Olehsari di Banyuwangi Dipadati Pengunjung

Seblang merupakan salah satu tradisi adat suku Osing di Banyuwangi dalam mengejawantahkan rasa syukurnya.


Mengintip Bakdo Sapi di Boyolali, Tradisi Nenek Moyang yang Digelar setiap Akhir Lebaran

5 hari lalu

Gunungan sayur-mayur dan ketupat menjadi bagian dari rangkaian acara Bakdo Sapi yang diadakan di Dukuh Mlambong, Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Rabu, 17 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Mengintip Bakdo Sapi di Boyolali, Tradisi Nenek Moyang yang Digelar setiap Akhir Lebaran

Tradisi Bakdo Sapi digelar di akhir perayaan Lebaran, bertepatan dengan kupatan atau syawalan


Lebaran Topat Lombok Barat Akan Diadakan di Pantai Tanjung Bias

11 hari lalu

Lebaran Topat di Lombok Barat 2023 (dok. Dinas Pariwisata Lombok Barat)
Lebaran Topat Lombok Barat Akan Diadakan di Pantai Tanjung Bias

Lebaran Topat tahun ini akan digelar pada hari Rabu, 17 April 2024


Berbagai Tradisi Lebaran di Luar Negeri, dari Arab Saudi hingga Senegal

14 hari lalu

Warga Saudi menyambut penetapan Hari Raya Idul Fitri pada hari Selasa dengan antusias.[Saudi Gazette]
Berbagai Tradisi Lebaran di Luar Negeri, dari Arab Saudi hingga Senegal

Setiap negara punya tradisi unik dalam merayakan hari raya Idulfitri atau Lebaran. Di Indonesia, Lebaran dirayakan pada 10 April 2024.


Asal-Usul Tradisi Membangunkan Sahur di Indonesia

26 hari lalu

Sejumlah pemuda memukul bekas tong plastik sambil menyanyikan lagu-lagu religi saat berkeliling pemukiman untuk membangunkan sahur di Balakong, Malaysia, 26 Maret 2023. Sejumlah pemuda berkeliling pemukiman warga sembari memainkan musik dengan bekas tong plastik dan menyanyikan lagu religi untuk membangunkan sahur pada bulan Ramadan. REUTERS/Hasnoor Hussain
Asal-Usul Tradisi Membangunkan Sahur di Indonesia

Asal-usul tradisi membangunkan sahur di Indonesia diyakini telah eksis sejak Islam masuk ke Tanah Air dan memiliki sebutan berbeda di setiap daerah.


Pesona Wae Rebo, Desa di Atas Awan yang Diakui Dunia

31 hari lalu

Senja di desa adat Waerebo, 28 April 2017. Desa adat Waerebo terletak di atas ketinggian 1200 Mdpl di Kabupaten Manggarai, NTT. ANTARA FOTO
Pesona Wae Rebo, Desa di Atas Awan yang Diakui Dunia

Wae Rebo, desa di perbukitan Pulau Flores, NTT dinobatkan sebagai salah satu kota kecil tercantik di dunia oleh The Spector Index, serta diakui UNESCO


Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

38 hari lalu

Pemantauan daging segar oleh Pemkot Yogyakarta di pasar rakyat saat Ramadhan. (Dok. Istimewa)
Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

Kasus suspek antraks di Sleman dan Gunungkidul, Yogyakarta, itu diduga kembali terjadi karena adanya tradisi purak atau brandu yang berbahaya.


Rangkaian Tradisi Hari Raya Nyepi yang Sakral dan Penuh Makna

43 hari lalu

Umat Hindu membasuh kaki sembari memanggul sesajen untuk persembahan pada ritual Melasti di Pura Melasti Pantai Dupa, Palu, Sulawesi Tengah, Minggu, 10 Maret 2024. Upacara Melasti yang digelar sehari menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945 itu untuk meningkatkan Sradha dan Bhakti kepada para Dewata manifestasi Tuhan Yang Maha Esa, untuk menghanyutkan penderitaan masyarakat, menghilangkan papa klesa, dan mencegah kerusakan alam. ANTARA FOTO/Basri Marzuki
Rangkaian Tradisi Hari Raya Nyepi yang Sakral dan Penuh Makna

Nyepi bermakna sebagai hari kebangkitan, pembaharuan, toleransi, hingga kedamaian. Kenali tradisi Hari Raya Nyepi dalam berikut ini.