TEMPO.CO, Jakarta - Setelah melakukan direct selling ke Yogyakarta dan Surabaya pada bulan September, dan Oktober di Jakarta, bulan ini giliran Bandung yang disasar Kemenpar dan stakeholder pariwisata Sumatera Utara untuk promosi destinasi Danau Toba. Langkah ini untuk menarik wisatawan nusantara (wisnus) untuk liburan di danau vulkanik tersebut.
Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Masruroh mengatakan, banyak agenda yang dibuat dalam kegiatan promosi destinasi Danau Toba sebagai rangkaian acara penjualan langsung yang digelar selama dua hari di Main Atrium Trans Studio Mall Bandung pada 9-11 November 2018. “Agenda pertama adalah live talkshow, kemudian seminar dengan tema ‘Pengembangan Destinasi dan Pemasaran Terpadu Danau Toba’. Ada juga table top di Trans Grand Ballroom, The Trans Luxury Hotel, Bandung,” kata Masruroh.
Masruroh menjelaskan, penjualan langsung ini merupakan program lanjutan yang sebelumnya digelar di sejumlah kota antara lain Yogyakarta pada 7-9 September kemudian Surabaya 14-16 September, dan Jakarta 19-21 Oktober. “Danau Toba juga dipromosikan di Car Free Day Jakarta, Minggu (04/11) lalu,” ujarnya seperti dicuplik dari siaran pers Kemenpar.
Sementara itu dalam acara seminar yang mengangkat tema ‘Pengembangan Destinasi dan Pemasaran Terpadu Danau Toba’ dengan menampilkan narasumber antara lain Thamrin B. Bachri, mantan Dirjen Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, berlangsung di Trans Studio Mall, Bandung, Jumat (09/10).
Thamrin B. Bachri menyoroti sejumlah isu wisatawan domestik yang berkembang pesat belakangan ini antara lain kecenderungan untuk berpergian karena dorongan teknologi informasi serta perkembangan konektivitas penerbangan berbiaya rendah atau low cost carrier (LCC) yang menjangkau ke banyak destinasi wisata menarik di Tanah Air.
Baca Juga:
Mulai 2019, Turis Milenial akan Mendominasi Pasar Wisata Dunia
Ini Perbedaan Turis Milenial Indonesia dengan Negara-negara Lain
Selain itu tumbuhnya kelompok masyarakat menengah di Indonesia yang didominasi kalangan generasi muda menyebabkan wisatawan domestik atau wisatawan nusantara (wisnus) memiliki daya beli tinggi. “Berkembangnya teknologi informasi dan gencarnya promosi melalui media digital mendorong wisatawan nusantara senang melakukan traveling,” kata Thamrin.
Seperti diketahui wisatawan kelompok muda atau wisatawan milenial akan terus tumbuh dan menjadi pasar utama. Tahun 2019 mendatang lebih dari 50 persen pasar pariwisata Indonesia akan didominasi milenial. Pasar pariwisata Asia akan didominasi wisatawan berusia 15-34 tahun yang mencapai 57 persen. Generasi milenial di Cina mencapai 333 juta orang, Filipina 42 juta, Vietnam 26 juta, Thailand 19 juta, sedangkan Indonesia 82 juta orang.
Tingginya jumlah wisatawan kelompok ini di Indonesia membuat banyak negara, seperti Korea dan Jepang, gencar menargetkan pasar milenial antara lain dengan menawarkan paket wisata menarik yang terkait langsung dengan kegemaran kelompok ini. Misalnya, Korea menawarkan paket wisata yang di dalamnya ada acara bertemu dengan bintang pujaan K-Pop, sedangkan Jepang menawarkan paket wisata halal di berbagai kota besar di Negeri Sakura kepada wisatawan milenial di Indonesia.