Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mantra-mantra Alam 5 Ranu Pemikat Hati dari Lumajang

image-gnews
Pemandangan kawasan Ranukumbolo yang dipenuhi tenda para pendaki, selain berkemah tidak sedikit dari pendaki yang memanfaatkan danau Ranukumbolo untuk memancing ikan. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur, 16 Mei 2015. Tempo/Fajar Januarta
Pemandangan kawasan Ranukumbolo yang dipenuhi tenda para pendaki, selain berkemah tidak sedikit dari pendaki yang memanfaatkan danau Ranukumbolo untuk memancing ikan. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur, 16 Mei 2015. Tempo/Fajar Januarta
Iklan

Ranu Kumbolo dan Mantra-mantra Alamnya Pemandangan pagi d kawasan Ranukumbolo, awan kabut terlihat di sekeliling danau. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur, 16 Mei 2015. Tempo/Fajar Januarta

Suhu mendekati nol derajat Celsius merangkul tenda-tenda para pendaki Gunung Semeru sejak malam . Menjelang dinihari, gerakan-gerakan merapatkan pintu tenda hampir dilakukan bersamaan oleh mereka, menimbulkan suara gesekan rerumputan dan flysheet.

Beberapa di antaranya tak sekadar menutup rapat, tapi juga mengecek dan memastikan bahwa rumah temporer mereka saat itu di Gunung Semeru benar-benar tak berongga. Sedikit saja hawa dingin menembus ke dalam, brrr... rasanya mungkin sampai ke tulang.

Sementara itu, di luar, air danau Ranu Kumbolo seperti menyemburkan kabut tebal. Kabut itu bertiup ke arah camping ground di muka danau, membuat rumput basah seperti diguyur air es. Beginilah suasana di awal musim pendakian Gunung Semeru. Dengan hujan yang masih sesekali turun, suhu danau di ketinggian 2.400 mdpl itu bisa mencapai minus 6 derajat.

Namun suhu dingin tak menciutkan nyali pendaki untuk bermalam di danau yang konon dijuluki surganya Gunung Semeru itu. Buktinya, sekitar 520 orang, menurut data Taman Nasional Bromo Tengger Semeru atau TNBTS di Resort Ranu Pane alias pos pendakian Gunung Semeru, tercatat membuka tenda di sana.

Sejumlah pendaki mengaku sengaja menginap di Ranu Kumbolo untuk menyaksikan matahari keemasan muncul di balik danau tatkala pagi. “Rombongan kami bermalam di sini untuk menyaksikan sunrise (matahari terbit),” kata Haris, mahasiswa Universitas Islam Negeri Malang, yang ditemui Tempo di Ranu Kumbolo, hari itu.

Ungkapan itu langsung disetujui anggota rombongannya yang berjumlah lima orang. Pendaki lain, Adi, dari Surabaya, yang sudah dua kali ke Ranu Kumbolo mengatakan selalu terpukau dengan suasana pagi

Keindahan-keindahan yang dimaksud para pendaki terbukti saat langit di atas danau mulai terang. Cahaya merah keemasan mula-mula muncul di antara lekuk pertemuan bukit yang membentuk huruf “V”. Sedangkan langit di sekitarnya berubah rona menjadi keunguan. Semburat emas itu makin lama makin melebar hingga membuat gundukan bukit di sekitar Ranu Kumbolo seperti siluet.

Pukul 05.58, orang-orang di dalam tenda mulai melungsuti pembungkus badan dan beranjak ke tepi danau. Debit air danau pada pagi hari sedikit surut sehingga para pendaki bisa mendekat ke muka Ranu untuk memotret momentum yang ditunggu-tunggu itu.

Menjelang siang, pagi keemasan berganti terik. Meski demikian, ranu alias danau itu belum beranjak dari ruang eksotis. Bukit cinta yang membelakangi Ranu Kumbolo menunggu untuk didaki.

Di muka ranu alias danau itu, sebuah prasasti menanti. Konon, keberadaannya adalah lambang kesucian sekaligus tanda jejak manusia masa lampau. Berbagai sumber menulis, seorang prabu bernama Kameswara pernah mampir ke danau di ketinggian 2.400 mdpl itu. Buku berjudul Jaka Poleng Cerita-cerita Rakyat Kabupaten Brebes, yang dicetak pemerintah Kabupaten Brebes, menyebut nama Kameswara sebagai raja yang muncul pada masa Siliwangi I. 

Di sekitar prasasti itu, pagar besi setengah berkarat berbalut kain putih dan kuning menjadi batas. Tertulis larangan tak boleh disentuh pada sebuah papan. Tulisan itu sudah luntur. Di balik kemolekan pesonanya, Ranu Kumbolo sarat cerita. Namun, itulah mantra-mantra alam Ranu Kumbolo yang melanggengkan pesonanya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

3 hari lalu

Sejumlah warga melihat Jembatan Gondoruso di Kecamatan Pasirian yang terputus akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru pada Jumat (19/4/2024). (ANTARA/VJ Hamka Agung Balya)
Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

Bencana banjir dan longsor yang dipicu intensitas hujan yang tinggi di wilayah Gunung Semeru menimbulkan korban jiwa dan merusak sejumlah fasilitas


Setidaknya 11 Jembatan di Lumajang Rusak Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

3 hari lalu

Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (19/4), menetapkan masa tanggap darurat bencana hingga 2 Mei mengacu pada potensi cuaca buruk di kawasan lereng Gunung Semeru.
Setidaknya 11 Jembatan di Lumajang Rusak Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

Setidaknya ada 11 jembatan di Lumajang yang dilaporkan rusak akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru.


3 Orang Meninggal Akibat Longsor dan Lahar Dingin di Kawasan Gunung Semeru

3 hari lalu

Sejumlah warga melihat Jembatan Gondoruso di Kecamatan Pasirian yang terputus akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru pada Jumat (19/4/2024). (ANTARA/VJ Hamka Agung Balya)
3 Orang Meninggal Akibat Longsor dan Lahar Dingin di Kawasan Gunung Semeru

Satu warga meninggal akibat tertimbun material longsor dan dua warga meninggal akibat terbawa arus lahar dingin Gunung Semeru


Selain Erupsi Gunung Ruang, Aktivitas Lewotobi Laki-laki sampai Semeru dan Gamalama Sedang Naik

4 hari lalu

Visual Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT, Kamis (18/4/2024). (ANTARA/HO-Badan Geologi)
Selain Erupsi Gunung Ruang, Aktivitas Lewotobi Laki-laki sampai Semeru dan Gamalama Sedang Naik

Aktivitas gunung berapi tidak hanya terjadi pada Gunung Ruang , tapi juga Lewotobi Laki-laki sampai Gamalama dan Semeru.


Jembatan yang Dilintasi Mendadak Putus, Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Lahar Dingin Gunung Semeru

4 hari lalu

Tangkapan layar - Sejumlah dump truck terjebak banjir lahar dingin Gunung Semeru di DAS Regoyo, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Minggu 3 Maret 2024. (ANTARA/HO-BPBD Lumajang)
Jembatan yang Dilintasi Mendadak Putus, Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Lahar Dingin Gunung Semeru

Sepasang suami-istri menjadi korban lahar dingin Gunung Semeru. Mereka jatuh ke sungai saat jembatan yang mereka lintasi terputus.


Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

4 hari lalu

Tangkapan layar - Sejumlah dump truck terjebak banjir lahar dingin Gunung Semeru di DAS Regoyo, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Minggu 3 Maret 2024. (ANTARA/HO-BPBD Lumajang)
Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

Lahar dingin dari Gunung Semeru meningkatkan debot air daerah Sungai Regoyo di Lumajang. Warga sekitar mengungsi mandiri.


Warga Lumajang Evakuasi Mandiri Pasca Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

4 hari lalu

Banjir lahar dingin Gunung Semeru yang mengalami peningkatan debit airnya akibat hujan deras yang mengguyur puncak Gunung Semeru, Jumat, 7 Juli 2023. ANTARA/HO-Diskominfo Lumajang
Warga Lumajang Evakuasi Mandiri Pasca Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

Banjir lahar dingin itu menyebabkan debit air Daerah Aliran Sungai (DAS) Regoyo meluap hingga merendam permukiman warga pada Kamis, pukul 19.30 WIB.


Aktivitas Gunung Semeru Semakin Intens, Warga Diminta Waspadai Awan Panas, Guguran Lava dan Lahar

6 hari lalu

Gunung Semeru erupsi terpantau dari CCTV pada Sabtu, 23 Maret 2024, pukul 23.00 WIB. (ANTARA/HO-PVMBG)
Aktivitas Gunung Semeru Semakin Intens, Warga Diminta Waspadai Awan Panas, Guguran Lava dan Lahar

Badan Geologi masih mempertahankan status aktivitas Gunung Semeru berada di Level III atau Siaga dengan penambahan rekomendasi.


Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

7 hari lalu

Asap vulkanis yang keluar dari kawah Gunung Semeru terlihat dari Desa Supiturang, Lumajang, Jawa Timur, Jumat 16 Februari 2024. Bedasarkan data Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada periode pengamatan Jumat (16/2) pukul 06.00-12.00 WIB Gunung Semeru mengeluarkan material vulkanik dengan 19 kali gempa letusan atau erupsi amplitudo 10-22mm selama 83-130 detik, 7 kali gempa Awan Panas Guguran (APG) amplitudo 3-8mm selama 39-51detik. ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya
Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru terus meningkat selama empat tahun terakhir. Badan Geologi menjelaskan sejumlah gejalanya.


Masalah Sampah di Kawasan Bromo Belum Sepenuhnya Bisa Diatasi, Ini Sebabnya

19 hari lalu

Sejumlah wisatawan melihat suasana Gunung Bromo di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Pasuruan, Jawa Timur, Senin, 1 Januari 2024. Bedasarkan data Balai Besar TNBTS pada Minggu (31/12), kunjungan wisatawan di wilayah tersebut mencapai 5.000 orang saat malam pergantian tahun 2024 . ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya
Masalah Sampah di Kawasan Bromo Belum Sepenuhnya Bisa Diatasi, Ini Sebabnya

Hingga sekarang belum ada peraturan mengenai penanganan sampah di dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.