Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tim Arkeologi Temukan Sisa Bangunan Kayu di Situs Liyangan

image-gnews
Satu unit bangunan dari kayu yang ditemukan Tim Penelitian Situs Liyangan sejak 18 Oktober 2018 lalu di luar area Candi Liyangan di Dusun Liyangan, Desa Purbasari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Dokumentasi Balai Arkeologi DIY
Satu unit bangunan dari kayu yang ditemukan Tim Penelitian Situs Liyangan sejak 18 Oktober 2018 lalu di luar area Candi Liyangan di Dusun Liyangan, Desa Purbasari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Dokumentasi Balai Arkeologi DIY
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Penelitian Situs Liyangan Balai Arkeologi DI Yogyakarta menemukan satu unit sisa bangunan dari kayu di situs Liyangan, Temanggung, dalam kurun penelitian 18 Oktober–4 November 2018. Bekas bangunan itu ditemukan di luar area Candi Liyangan di Dusun Liyangan, Desa Purbasari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Para peneliti menemukan ijuk, bambu, serta kayu yang semua sudah berbentuk arang dan dalam kondisi lapuk. Sisa bangunan itu tertimbun material Gunung Sindoro yang diketahui meletus hebat dan melontarkan ribuan kubik material pada abad 11 Masehi silam.

“(Arang) itu persis seperti yang kami temukan pada 2010 lalu di dekat candi. Bentuknya bangunan rumah panggung,” kata Kepala Balai Arkeologi DIY yang sekaligus ketua tim penelitian tersebut, Sugeng Riyanto kepada Tempo di kantornya, Jumat, 2 November 2018 siang.

Sugeng menilai temuan berupa sisa bangunan ini istimewa dibanding temuan-temuan sebelumnya. Alasannya, luas bangunan kali ini lebih besar, yakni mencapai ukuran 8 meter x 8 meter. Rumah panggung ini juga memiliki sekat-sekat ruangan.Satu unit bangunan dari kayu yang ditemukan Tim Penelitian Situs Liyangan sejak 18 Oktober 2018 lalu di luar area Candi Liyangan di Dusun Liyangan, Desa Purbasari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Dokumentasi Balai Arkeologi DIY

Ukuran bahan organiknya pun besar. Seperti ijuk yang dipasang berlapis hingga ketebalan 15 centimeter. Lalu ada papan batu yang memiliki ketebalan 8 sentimeter dan lebar 43-49 sentimeter. Tebal tiang dari balok kayu pun mencapai hingga 20 sentimeter.  “Semuanya (sudah berbentuk) arang, dan sangat rapuh. Pakai kuas saja harus hati-hati,” kata Sugeng.

Sugeng menduga fungsi bangunan itu beserta penghuninya tergolong istimewa pada masanya. Ada dua kemungkinan, bangunan ini adalah tempat berkumpul para tokoh agamawan sebelum atau pun sesudah melakukan aktivitas pemujaan. “Sebaliknya, jika itu rumah kediaman diperkirakan dihuni oleh tokoh yang dihormati pada masa itu.”

Temuan ini bermula dari survei penelitian yang tahun ini difokuskan di luar area pemujaan. Rencananya tim akan mengembangkan ekskavasi pada struktur talud dari batu-batu kali (boulder) memanjang berukuran 15 meter x 1,5 meter yang ditemukan pada 2012 lalu.

Saat survei itulah tim menemukan lubang bekas olahan tanah yang ternyata ada arang di dalamnya. Setelah diidentifikasi, arang itu ternyata berupa ijuk, bambu, dan kayu. Lokasi penemuan 120 meter ke arah barat daya candi. Temuan ini berada di lahan perkebunan tembakau yang telah dibebaskan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah untuk proses ekskavasi dan konservasi situs.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tim lalu membuat layout di lokasi tersebut dengan ukuran 6 x 8 meter yang dibagi tiap 2 meter untuk tahapan ekskavasi. Dalam proses penggalian area yang terkubur material vulkanik Sindoro bermunculan balok kayu, papan, bambu, ijuk, bambu utuh dan bilahan, juga kayu gelondongan. Bahan-bahan organik itu diketahui sebagai material untuk menyusun bagian atap, dinding, dan lantai.

Struktur bangunan berupa arang yang ditemukan itu masih bagian permukaan. Setelah temuan ini, Sugeng dan tim mempersempit layout ekskavasi menjadi 6 meter x 6 meter untuk menekan kerusakan.

Temuan ini adalah yang kesekian dari beberapa temuan sebelumnya. Tim Arkeologi telah melakukan penelitian Situs Liyangan sejak 2010. Selama delapan tahun ini, ada tiga area yang diidentifikasi di kawasan situs. Masing-masing adalah: area candi atau pemujaan, area permukiman, dan area pertanian. Batas-batas antar ketiganya tidak tegas. Tetapi, “Lokasi candi kami jadikan titik nol. Jadi (setiap) pengukuran dari sana,” kata Sugeng.Pekerja menggali tanah di petak ekskavasi situs Liyangan, Ngadirejo, Temanggung, Jateng, 25 November 2014. TEMPO/Suryo Wibowo.

Area permukiman diduga bukan permukiman warga biasa, melainkan dihuni orang-orang yang berkaitan dengan kegiatan pemujaan. Mereka adalah pendeta dan orang-orang yang bertugas memelihara, mempersiapkan, dan menggelar pemujaan di candi. Namun dalam keseharian mereka juga bertani dan berdagang yang ditandai dengan temuan lahan pertanian.

Berkaitan dengan temuan tiga unit sisa bangunan rumah pada 2018 ini, sebelumnya tim menemukan sisa bangunan rumah panggung lain dengan ukuran 5 meter x 6 meter pada 2010. Temuan dalam bentuk arang itu berada di dekat candi dan lahan pertanian. Diduga rumah itu digunakan untuk tempat istirahat usai bertani. Sayang, sisa bangunan itu hilang karena digerus penambangan pasir oleh warga setempat. Beruntung tim telah melakukan rekaman data dan rekonstruksi dalam bentuk tiga dimensi (3D).

Lalu ada temuan kedua pada 2012 berupa balok tiang, papan lantai, dan atap ijuk. Semuanya dalam bentuk arang. Belum ada perkembangan lanjut dari temuan itu karena kini tim berfokus pada temuan sisa rumah pada 2018.

PITO AGUSTIN RUDIANA (Yogyakarta)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

8 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

27 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

29 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

32 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.


Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

33 hari lalu

Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur. TEMPO/DEDEN ABDUL AZIZ
Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.


Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

34 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.


Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

50 hari lalu

Batu berlapis yang ditemukan di Desa Kampung Melayu, Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong. ANTARA/HO-Diskominfo Rejang Lebong
Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung


Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Pengunjung melihat koleksi museum di Museum Almoudi, Mekkah, Arab Saudi, Jumat 28 Oktober 2022. Museum tersebut berisikan berbagai properti peradaban dan perlengkapan hidup sehari- hari masyarakat Arab di zaman dulu. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi


Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

28 Desember 2023

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

Program double degree ini membuka pintu bagi mahasiswa di kedua belah pihak untuk memperdalam pemahaman mereka dalam bidang arkeologi.


6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

Kompleks Candi Batujaya di Karawang ditetapkan jadi Cagar Budaya Nasional. TEMPO | Hisyam Luthfiana
6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.