TEMPO.CO, Jakarta - Damaskus, Ibu kota Suriah, dinilai masih jauh dari aman bagi para wisatawan. Namun demikian kota ini telah membuka kembali Museum Nasional bagi para turis pada Ahad, 28/10. Museum ini adalah salah satu yang terpenting di Timur Tengah.
Dengan pembukaan tersebut, pengunjung kembal bisa mengakses lebih dari 300 ribu artefak koleksi museum Nasional. Seluruh kekayaan sejarah tersebut sempat diamankan selama perang sipil Suriah berlangsung.
Museum Nasional ditutup selama enam tahun karena konflik berkecamuk di seluruh negeri. "Pembukaan kembali museum ini adalah pesan keamanan dan keselamatan untuk Suriah," ujar Menteri Kebudayaan Suriah Mohamed al-Ahmad.Rasha, 30, pemilik Esco Bar, berpose untuk sebuah foto di Kota Tua Damaskus, Suriah, 13 September 2018. Ini adalah musim panas pertama sejak 2011 tanpa suara pertempuran di Damaskus. REUTERS/Marko Djurica
Pesan itu penting karena kementerian luar negeri di negara-negara asing, seperti Amerika Serikat, Inggris dan Jerman, masih mengimbau warganya untuk benar-benar menghindari Damaskus. Mereka masih mencemaskan risiko terorisme, konflik bersenjata dan penculikan.
Perang Suriah tak urung telah menyebabkan beberapa situs arkeologi terkenal raib.Kekayaannya arkeologisnya telah dihancurkan, rusak, atau dijarah sejak awal perang, tahun 2011. Para sejarawan berduka atas kejadian yang disebabkan aksi teroris dan kriminal itu.
Setidaknya, 500 ribu orang diperkirakan tewas dan setengah dari 22 juta populasi sebelum perang telah mengungsi.
ANTARA