TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata Arief Yahya meyakini sejumlah obyek wisata di Belitung seperti Tanjung Kelayang akan sangat diminati wisatawan nomadic. “Pariwisata Belitung lebih cocok dibangun dengan konsep nomadic tourism," kata Arief Yahya di Eco Beach Tent Bay Billiton Tanjung Kelayang, Belitung, Senin, 29/10.
Menurut Arief, kalau membangun Kawasan Ekonomi Khusus semacam Nusa Dua, Mandalika, dan lain-lain perlu waktu lama. Sementara situasi di Belitung lebih cocok dikembangkan konsep wisata nomadic. “Saya optimistis konsep nomadic tourism untuk Belitung bisa menjadi solusi selamanya.”
Nomadic tourism adalah segala aktivitas atau bisnis yang terkait gaya hidup dan budaya berpindah-pindah seperti menggunakan glamp camp, home pod, dan caravan sebagai fasilitas akomodasi.
"Kita dengan 75 ribu desa dan lebih dari 17 ribu pulau seperti Belitung yang terdiri dari pulau-pulau kecil akan sangat lama jika dikembangkan dengan konsep KEK konvensional. Dengan membangun pola nomadic hal itu bisa menjadi solusi," katanya.
Menurut dia, Belitung sangat potensial menjadi destinasi nomadic tourism karena alamnya yang sangat indah dan kemungkinan besar diminati wisatawan high-end. "Pasarnya besar, nomadic tourism ada potensi 21 juta-35 juta orang wisman dari seluruh dunia yang meminatinya.”
Oleh karena itu, ia mengundang investor pariwisata untuk tidak ragu menanamkan modalnya di Provinsi Babel melalui konsep nomadic tourism.
Di Tanjung Kelayang Belitung, misalnya, telah dikembangkan konsep nomadic tourism yakni Eco Beach Tent by Billiton yang telah beroperasi sejak Mei 2018. Eco Beach Tent mengembangkan model glamcamp dengan tagline Reconnect With Nature dengan beragam fasilitas pendukung hotel berbintang lima dan ramah lingkungan.
ANTARA