TEMPO.CO, Yogyakarta - Para menteri dan delegasi dari negara-negara ASEAN diberi kesempatan untuk mengunjungi Candi Borobudur, pada 25 Oktober nanti. Saat ini mereka tengah mengikuti pertemuan Asean Ministers Responsible for Culture and Arts (AMCA) ke 8 dan pertemuan Pejabat Senior Asean bidang Kebudayaan atau Senior Official Responsible for Culture and Arts (SOMCA) Asean ke 14 di Yogyakarta, 21-26 Oktober 2018.
“Kenapa mereka kami ajak ke Borobudur, candi ini warisan dunia. Kita ingin kasih lihat Candi Borobudur ini unik karena hidup di lingkungan sangat khusus. Candi peninggalan agama Budha yang dirawat dengan baik oleh penduduk yang mayoritas beragama Islam,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid, Selasa, 23 Oktober 2018.
Ada empat menteri di bidang kebudayaan yang sudah hadir. Yaitu Thailand, Laos, Brunei Darussalam dan Kamboja. Lalu ada banyak pejabat kementerian yang terkait dari negara-negara Asean serta kepala delegasi. Hilmar menyatakan, selain memberi kesempatan culture trip, Candi Borobudur juga menjadi daya tarik yang dahsyat di bidang budaya. Candi ini tergolong paling besar. Saat para peserta diberi usul untuk mengunjungi candi ini langsung setuju. “Semua langsung ngacung (angkat jari),” kata Hilmar.
Apalagi, kata dia, salah satu paket wisata mengunjungi candi ini dilakukan saat matahari terbit atau sunrise. Di saat itulah pemandangan indah di sekitar stupa sangat indah instagramable. Soal sejarah dan filosofi candi ini memang sudah banyak dikenal melalui banyak buku dan tulisan di situs-situs Internet. “Kami memberi kesempatan kepada mereka untuk merasakan itu,” kata Hilmar.
Para peserta dan delegasi pertemuan itu akan melakukan culture trip pada Kamis, 25 Oktober 2018. Mereka juga diajak untuk menikmati makan malam di Keraton Yogyakarta dan kawasan Candi Prambanan.
Tahun ini, Amca-Somca 2018 mengusung tema Embracing the Culture of Prevention to Enrich Asean Identity. Tujuannya untuk memajukan kebudayaan sebagai salah satu fondasi dinamika komunitas Asean dan membangun harmoni antar masyarakat Asean.
Negara-negara yang berpartisipasi dalam pertemuan ini ialah perwakilan dari Indonesia, Kamboja, Brunei Darussalam, Laos, Malaysia, Myanmar, Philipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Selain itu juga dari Cina, Jepang dan Korea Selatan sebagai negara tamu.
Kepala Sub Direktorat Program Evaluasi dan Dokumentasi Direktorat Sejarah A Syukur menambahkan, Borobudur selain menjadi peninggalan sejarah juga sudah menjadi tujuan wisata utama. Pelestarian candi yang mayoritas dilakukan oleh orang Islam ini menunjukkan suatu yang sangat harmonis antar umat.
“Ya bayangkan saja, candi Borobudur yang merupakan peninggalan agama Budha dan masih untuk peribadatan, yang merawat dan menjaga justru umat Islam,” kata dia.
MUH SYAIFULLAH (Yogyakarta)