TEMPO.CO, Jakarta - Republik Rusia Dagestan tiba-tiba menarik perhatian warga net usai pertarungan Khabib Nurmagomedov melawan Conor McGregor dalam laga UMMA FC 229 di Las Vegas pada akhir pekan lalu. Pertandingan itu berlanjut kericuhan setelah Khabib melakukan penyerangan kepada pendukung McGregor usai pertandingan.
Khabib Nurmagomedov yang kini tengah menarik perhatian dunia itu berasal dari Dagestan. Sebuah wilayah di kakasus Utara Rusia yang dikenal kerap bergolak.
Berikut 4 fakta mengenai Dagestan
1. Wilayah geografis dan budaya
Republik Rusia Dagestan terletak di Kaukasus Utara Rusia, yang berbatasan dengan Chechnya dan Georgia di barat, Azerbaijan di selatan dan Laut Kaspia di timur.
Dagestan secara harfiah diterjemahkan sebagai "tanah pegunungan". Kawasan ini memang kaya dengan dataran tinggi, bahkan di beberapa tempat hanya bisa dijangkau dengan helikopter. Kalangan masyarakat Muslim telah menetap di antara lembah-lembah tinggi itu selama berabad-abad.
Republik ini terkenal dengan keragaman etnis dan linguistiknya. Dagestan adalah rumah bagi lebih dari 30 bahasa. Sedangkan etnis yang ada di sana, antara lain, Avar, Dargins, Kumyks ,Lezgins, dan etnis Rusia. Ada juga Laks, Tabasarans dan Nogai, untuk menyebut beberapa kelompok penting lainnya. Daintara mereka, Avar adalah etnis yang terbesar.Pengantin wanita kelompok etnis Avar menggunakan gaun yang menutupi seluruh bagian tubuhnya termasuk wajah dan matanya. Sama seperti gaun yang mereka kenakan, upacara pernikahan tradisional kelompok etnis asli Kaukasus yang hidup di Republik Dagestan ini juga cukup rumit dan umumnya disertai dengan tarian dan musik rakyat. boredpanda.com
2. Memilih loyal pada Rusia
Dagestan adalah tempat kelahiran Imam Shamil, pejuang legendaris yang pada abad ke-19 mempelopori perlawanan sengit oleh suku Chechnya dan Dagestan. Namanya masih dihormati oleh banyak orang di kedua republik.
Pada saat Bolshevik berusaha menegakkan kontrolnya di Kaukasus (awal 1920-an) Dagestan menjadi republik Soviet otonom dalam Federasi Rusia. Lalu selama periode Stalinis, rakyatnya lolos dari deportasi massal, seperti yang menimpa warga Chechnya dan banyak lainnya.
Setelah Uni Soviet jatuh, penguasa republik menyatakan tetap setia kepada Rusia. Tetapi wilayah itu lalu dikenal sebagai area dengan banyaknya pelanggaran hukum dan korupsi. Kejahatan terorganisir juga berkembang dan mereka kerap melakukan penculikan dan kekerasan. Senjata api ada di mana-mana dan aksi pembunuhan adalah peristiwa biasa.
Moskow menyalahkan sebagian besar ini pada separatisme yang berbasis di Chechen. Tetapi yang lain mengatakan warga di sana memang terbiasa dengan budaya senapan.
Selain itu Degastan dikenal sebagai tempat kelompok Vilayat Dagestan, yang terkait dengan faksi militan Irak bernama Jamaat Ansar al-Sunna Wahhabi. Wilayah ini pun dikenal sebagai tempat para milisi melancarkan pemberontakan.