Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Grebeg Santri, 3.000 Santri Akan Padati Jalan Malioboro Yogya

image-gnews
Paguyuban  Emprak Pesantren Kaliopak, Klenggotan, Srimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta sedang berlatih salawatan Jawa, TEMPO/Shinta Maharani
Paguyuban Emprak Pesantren Kaliopak, Klenggotan, Srimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta sedang berlatih salawatan Jawa, TEMPO/Shinta Maharani
Iklan

TEMPO.CO, YOGYAKARTA - Sebanyak 3.000 santri dari berbagai pesantren di Daerah Istimewa Yogyakarta pada Minggu 7 Oktober 2018 bakal memadati Jalan Malioboro untuk mengikuti Grebeg Santri  sebagai rangkaian pembuka kegiatan peringatan tahunan Hari Santri Nasional.

Grebeg Santri ini merupakan pawai santri di sepanjang Jalan Malioboro, yang dimulai dari Taman Parkir Abu Bakar Ali dan berakhir di Titik Nol Kilometer.  “Pawai santri itu akan diikuti oleh 40 kontingen dari berbagai pesantren di DIY. Masing-masing pesantren akan menampilkan kekhasan artistik dan pertunjukan sesuai dengan kelebihan dan sumber daya yang dimiliki,” ujar Ketua panitia Hari Santri Yogyakarta, Kyai Haji Zar’anuddin di Yogyakarta, Jumat 5 Oktober 2018.

Zar’anuddin menuturkan santri dari 40 pesantren itu akan dibagi ke dalam 4 kelompok untuk menampilkan aksi yang masing-masing menggambarkan perjuangan santri dalam empat periode penting sejarah kepesantrenan dan ke-Indonesiaan.

Periode pertama yakni para santri pada periode pergolakan Pangeran Diponegoro melawan penjajah. Kedua, peran santri dalam periode perjuangan Kyai Haji Hasyim Asy’ari hingga lahirnya Resolusi Jihad yang menjadi tonggak peringatan Hari Santri, 22 Oktober 1945. Ketiga, peran santri dalam periode kemerdekaan; dan keempat, santri pada periode millenial. “Masing-masing periode membawa serta ciri khas masing-masing,” ujarnya.

Kontingen yang mendapat bagian bagian di periode Pangeran Diponegoro diwajibkan untuk memakai penanda berupa surban. Sementara periode pergerakan Hasyim Asy’ari para santri akan memakai penanda yang berhubungan dengan kitab. Sedangkan untuk periode kemerdekaan, peserta kontingen memakai penanda yang berhubungan dengan garuda sebagai lambang negara Indonesia. Sedangkan terakhir, yakni periode millenial, penandanya akan dibebaskan, dalam arti akan diserahkan sepenuhnya kepada kreasi peserta.

Baca Juga: 

Akhir Pekan di Yogya dari Gebyar Batik sampai Festival Merapi

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Malam Penuh Cahaya Bintang di Bukit Bintang Yogyakarta

Selain Kirab Santri yang digelar pada 7 Oktober, rangkaian kegiatan peringatan Hari Santri juga diadakan di masing-masing kabupaten dan kota di wilayah  DIY. Ada pun rangkaian kegiatan peringatan hari santri di tingkat provinsi, selain grebeg santri, juga akan digelar berbagai kegiatan dalam Festival Santri dan Festival Panggung Krapyak  pada 10 – 12 Oktober 2018 di komplek Pesantren Krapyak.

Dalam festival santri akan diadakan pameran pusaka peniggalan dan karya ulama Nusantara, pentas seni para santri, pameran lukisan kiai dan santri serta bazar dari berbagai organisasi santri dari berbagai daerah.

Festival Panggung Krapyak di Yogya ini akan digelar pada tanggal 11 Oktober, mulai pukul 19.00 WIB hingga selesai. Menghadirkan panggung hiburan dan dakwah dengan menggunakan Panggung Krapyak sebagai latar dan ikonnya, menampilkan beberapa pertunjukan seni religi santri. Di antaranya pertunjukan musik ala santri, wayang suket, wayang Islam Nusantara, hingga video maping.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

6 hari lalu

Kendaraan antre memasuki kawasan Jalan Malioboro Yogyakarta, Jumat 12 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

Pemudik maupun wisatawan yang masuk ke Yogyakarta dengan kendaraan pribadi tak sedikit yang melewati jalur alternatif.


Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

6 hari lalu

Tempat khusus parkir Ngabean Yogyakarta yang menjadi lokasi parkir bus untuk wisatawan Malioboro pada Kamis, 29 Oktober 2020. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

Pemerintah Kota Yogyakarta mengantisipasi aksi nuthuk harga dengan membuka kanal aduan melalui media sosial.


Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

11 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.


Mudik ke Yogyakarta, Ketahui Jalur Utama dan Alternatif untuk Antisipasi Kemacetan

24 hari lalu

Kawasan Titik Nol Kilometer, ujung Jalan Malioboro Yogyakarta tampak lengang saat pelaksanaan Pemilu pada Rabu siang, 14 Februari 2024. (Tempo/Pribadi Wicaksono)
Mudik ke Yogyakarta, Ketahui Jalur Utama dan Alternatif untuk Antisipasi Kemacetan

Yogyakarta memiliki empat jalur yang utama sedangkan jalur alternatif ada tujuh, bisa digunakan pemudik saat libur Lebaran.


Sepotong Yogya di Belantara Jakarta

30 hari lalu

Sepotong Yogya di Belantara Jakarta

Sejumlah restoran serta kedai kopi di Jakarta dan sekitarnya menyuguhkan tema ala Yogyakarta untuk nostalgia. Menu mirip kuliner di Yogyakarta.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

41 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

46 hari lalu

Pasar Kangen Wiwitan Pasa di halaman Polda DI Yogyakarta berlangsung 7-9 Maret 2024. (Dok. Istimewa)
Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

Wiwitan Pasa di Yogyakarta menyuguhkan Pasar Kangen, semacam pasar tradisional dengan beragam kuliner jadul dan panggung hiburan.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

48 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Diwarnai Berbagai Aksi Jelang Pemilu, Sultan HB X Dorong Warga Jaga Yogyakarta Tetap Adem

12 Februari 2024

Gubernur DIY Sri Sultan HB X saat deklarasi damai Pemilu 2024 di Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Diwarnai Berbagai Aksi Jelang Pemilu, Sultan HB X Dorong Warga Jaga Yogyakarta Tetap Adem

Gerakan menjaga Yogyakarta damai dalam Pemilu 2024 telah dirintis Sultan Hamengku Buwono X sejak Oktober lalu.


Kasus Penyekapan di Kandang Anjing oleh Bos D`Paragon Yogya, Polisi Bakal Panggil Lagi Dokter Kecantikan

11 Februari 2024

Konferensi pers kasus dugaan pemerasan, penyekapan dan kekerasan seksual yang dilakukan pemilik kos eksklusif di Yogyakarta terhadap rekan bisnisnya di Polda DIY, Rabu,7 Februari 2024. TEMPO/Pito Agustin Rudiana
Kasus Penyekapan di Kandang Anjing oleh Bos D`Paragon Yogya, Polisi Bakal Panggil Lagi Dokter Kecantikan

Kasus penyekapan dan penculikan yang dilakukan pasutri pengusaha kos eksklusif D'Paragon itu ditangani dua kepolisian daerah berbeda.