TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pariwisata menghentikan sementara seluruh aktivitas promosi dan pemasaran pariwisata di semua lokasi yang terdampak gempa di Sulawesi Tengah, paska gempa Donggala dan Palu.
Ketua Tim Crisis Center (TCC) Kemenpar Guntur Saktimengatakan sampai saat ini kementerian masih memantau kondisi wisatawan dan ekosistem pariwisata di lokasi yang terdampak gempa Donggala dan Palu. “Fokus TCC Kemenpar memang tidak jauh-jauh dari customers utamanya, yakni wisatawan, baik mancanegara maupun nusantara,” kata dia di Jakarta, Sabtu, 29/9
Baca Juga:
Karena itu, Kata Guntur, yang dicek pertama ketika terjadi bencana adalah fasilitas publik pendukung pergerakan wisatawan mancanegara, yakni akses. Ia mengatakan, kementerian masih mempedomani laporan dan informasi dari BMKG dan BNPB baik pusat maupun daerah untuk memonitor. Juga tentu saja seluruh kanal media.
Pada fase tanggap darurat sendiri, kata Guntur, Tim TCC Kemenpar memfokuskan terhadap layanan informasi kepada semua pihak. Selain itu berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata Daerah berusaha memberikan pelayanan kepada wisatawan. “Tim Crisis Center juga berkoordinasi dengan jajaran Asisten Deputi di Kemenpar yang membawahi Regional Sulteng, baik destinasi maupun pemasaran,” kata Guntur.
Sulawesi Tengah dilanda gempa bumi tektonik 7,4 magnitudo Jumat, 28/9, pukul 17.02 WIB kemarin. Akibat gempat jaringan telekomunikasi di Donggala dan sekitarnya tidak dapat beroperasi karena pasokan listrik PLN terputus.
Akibat gempa Donggala dan Palu itu, hingga pukul 18.00 WIB, hasil pemantauan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika terdapat 276 base station yang tidak bisa digunakan. Hal itu menyebabkan Bandara Palu tutup sampai dengan 29 September jam 19.20 WIB karena terjadi kerusakan menara ATC dan saluran telekomunikasi masih belum normal.
ANTARA